Pusat kuliner Dodol Bengkel berharap dari pemudik
16 Mei 2019 16:47 WIB
Pengusaha dodol di Desa Bengkel, Serdang Bedagai, SUmatera Utara, berharap para pemudik dapat singgah untuk membeli dodol produksi mereka (Antara Sumut/ist)
Serdang Bedagai (ANTARA) - Para pengusaha dodol di kawasan Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, SUmatera Utara, menyampaikan harapan agar para pemudik nantinya singgah ke pusat UMKM kuliner dodol yang selama ini sepi pembeli akibat dampak hadirnya jalan tol.
Ridwan Sinaga, salah seorang pengusaha UMKM dodol Bengkel, di Perbaungan, Kamis, mengharapkan para pemudik lebaran untuk datang ke pusat kuliner dodol membeli oleh-oleh sebagai bawaan buah tangan dari daerah ini.
"Kami sebagai pedagang pasti mengharapkan para pemudik singgah ke sini karena kami ini kan tidak jualan di dalam sekitar jalan pintu tol maupun di pasar," katanya.
Ridwan Sinaga yang sudah berjualan selama 28 tahun di kawasan tersebut menjelaskan sebelum jalan tol Medan-Tebing Tinggi diberlakukan, pendapatan penjualan dodol mereka sangat baik.
Namun saat ini jalan tol sudah difungsikan maka pendapatan mereka mulai berkurang karena banyak penumpang angkutan maupun pengendara mobil yang masuk melintas ke jalan tol.
"Iya pastilah pendapatan kami berkurang, kami berharap pengguna jalan dapat memutar jalannya dari jalan tol dan singgah kesini," tambahnya.
Pusat UMKM kuliner dodol Bengkel memiliki ciri khasnya dodol original berserta dua varian yakni durian dan pandan dengan harga jual mulai Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per bungkusnya dan saat ini tidak ada kenaikan harga meskipun harga bahan baku mahal.
"Walaupun kami kurang dan untungnya dikit, iya tidak apa-apalah yang penting penjualan lumayan," katanya.
Ridwan berharap pemerintah daerah peduli terhadap pusat UMKM kuliner dodol Bengkel yang dulunya sempat jaya dan selalu ramai dikunjungi wisatawan.
"Saat ini sudah 30 kios gulung tikar dari 80 kios yang terdata dan meminta segera mencari solusi agar perekenomian masyarakat yang menggantungkan mata pencariannya di kuliner dodol tetap berjalan," ungkapnya.
Ridwan Sinaga, salah seorang pengusaha UMKM dodol Bengkel, di Perbaungan, Kamis, mengharapkan para pemudik lebaran untuk datang ke pusat kuliner dodol membeli oleh-oleh sebagai bawaan buah tangan dari daerah ini.
"Kami sebagai pedagang pasti mengharapkan para pemudik singgah ke sini karena kami ini kan tidak jualan di dalam sekitar jalan pintu tol maupun di pasar," katanya.
Ridwan Sinaga yang sudah berjualan selama 28 tahun di kawasan tersebut menjelaskan sebelum jalan tol Medan-Tebing Tinggi diberlakukan, pendapatan penjualan dodol mereka sangat baik.
Namun saat ini jalan tol sudah difungsikan maka pendapatan mereka mulai berkurang karena banyak penumpang angkutan maupun pengendara mobil yang masuk melintas ke jalan tol.
"Iya pastilah pendapatan kami berkurang, kami berharap pengguna jalan dapat memutar jalannya dari jalan tol dan singgah kesini," tambahnya.
Pusat UMKM kuliner dodol Bengkel memiliki ciri khasnya dodol original berserta dua varian yakni durian dan pandan dengan harga jual mulai Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per bungkusnya dan saat ini tidak ada kenaikan harga meskipun harga bahan baku mahal.
"Walaupun kami kurang dan untungnya dikit, iya tidak apa-apalah yang penting penjualan lumayan," katanya.
Ridwan berharap pemerintah daerah peduli terhadap pusat UMKM kuliner dodol Bengkel yang dulunya sempat jaya dan selalu ramai dikunjungi wisatawan.
"Saat ini sudah 30 kios gulung tikar dari 80 kios yang terdata dan meminta segera mencari solusi agar perekenomian masyarakat yang menggantungkan mata pencariannya di kuliner dodol tetap berjalan," ungkapnya.
Pewarta: Juraidi dan septianda
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: