"Dampaknya adalah kemacetan berkurang hingga lebih dari 50 persen, karena di Gerbang Tol Cikampek Utama nanti akan punya 30 gardu untuk total lajur dua arah," kata Kepala Gerbang Tol Wilayah 3 Jakarta-Cikampek, Ahmad Zamzuri di Cikarang Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa selama ini Gerbang Tol Cikarang Utama dianggap sebagai "bottle neck" atau penyempitan lajur, sehingga menimbulkan kemacetan panjang.
Rencana pemindahan gerbang tol ke KM 70 atau Cikampek Utama akan dimulai pada 20 Mei 2019. Dengan pemindahan lajur tersebut Ahmad menjelaskan belum ada arahan untuk perubahan tarif, jika pun ada tarif berubah tidak akan signifikan.
Sementara itu, PT Jasa Marga mencatat proses relokasi Gerbang Tol Cikarang Utama menuju Cikampek Utama dalam rangka optimalisasi layanan arus mudik Lebaran 2019 telah mencapai tahap 72,715 persen rampung.
"Di bidang transaksi, kami menyiapkan optimalisasi kapasitas gerbang di seluruh lintasan tol, termasuk pemindahan GT Cikarang Utama menjadi
Cikampek Utama," kata Corporate Communications Departement Head PT Jasa Marga, Irra Susiyanti.
Proses pemindahan gerbang tol yang dimulai sejak Senin (6/5) ditargetkan rampung sebelum agenda mudik berlangsung.
Irra menjelaskan bahwa relokasi gerbang tol tersebut terbagi dua, yakni di Kilometer 70 Cikampek untuk transaksi kendaraan dari dan menuju Cikampek-Palimanan dan Kilometer 62 Kalihurip untuk transaksi kendaraan lintas Bandung.
Salah satu alasan pemindahan gerbang tol dikarenakan lalu lintas di sekitar GT Cikarang Utama terhambat oleh sejumlah pilar penyangga proyek infrastruktur yang berdiri di tengah ruang jalan.
Proyek tersebut terdiri atas Tol Layang Jakarta-Cikampek II di median jalan, kereta ringan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi di sisi utara dan kereta cepat Jakarta-Bandung di sisi selatan.
Kondisi ini memaksa pengendara untuk mengurangi kecepatan kendaraan mereka agar terhindar dari pengerjaan pilar.
Irra mengatakan relokasi gerbang tol akan efektif meminimalkan potensi kemacetan mudik, sebab GT Cikampek Utama memiliki kapasitas tampung kendaraan yang sama luasnya dengan Cikarang Utama.
"Namun yang membedakan, beban kendaraan lebih sedikit atau setengah dari volume lintasan di Cikarang Utama, karena sebagian sudah keluar lebih dulu di Bekasi," katanya.
Pada bidang lalu lintas kendaraan, Jasa Marga akan menambah marka jalan, penambahan petugas untuk membantu transaksi tol, menyiapkan mobile reader hingga rekayasa lalu lintas tempat peristirahatan.
"Nanti akan kami atur mana kendaraan yang mau menuju pengisian bahan bakar, toilet, tempat makan dan sebagainya agar tidak terjadi penumpukan," ujar Irra.
Baca juga: Pembangunan gerbang tol pengganti Cikarut sudah 70 persen
Baca juga: Proyek infrastruktur Tol Cikampek dihentikan sementara periode lebaran
Baca juga: Direlokasi, tarif Gerbang Tol Cikarang Utama tak berubah