UNICEF komitmen bantu pemulihan pengungsi bencana Palu hingga 2020
16 Mei 2019 12:28 WIB
Wali Kota Palu berdialog dengan Kepala Perlindungan Anak UNICEF Indonesia Amanada Bissex dan sejumlah perwakilan UNICEF dan Kementerian Sosial di ruang kerja Wali Kota Palu Kantor Wali Kota Palu, Kamis (16/5/2019). (ANTARA/Muh. Arsyandi)
Palu (ANTARA) - Organisasi Dana Anak-anak Dunia (UNICEF) memastikan komitmennya membantu pemulihan korban dan pengungsi bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu khususnya anak-anak.yang tinggal di hunian sementara (huntara) dan selter atau tenda pengungsian hingga akhir 2020.
"Dukungan yang kami berikan dalam bidang kesehatan, pendidikan, sanitasi air dan perlindungan anak terutama merespon setiap keluhan yang dialami anak-anak korban bencana," kata Kepala Perlindungan Anak UNICEF Indonesia Amanda Bissex saat berdialog dengan Wali Kota Palu Hidayat di ruang kerja Wali Kota Palu Kantor Wali Kota Palu, Kamis.
Kegiatan-kegiatan psikososial kepada anak-anak korban bencana terutama yang kini tinggal di huntara dan tenda-tenda pengungsian penting untuk dilakukan untuk memulihkan psikis anak-anak yang trauma akibat bencana yang meluluhlantakkan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah 28 September 2018 lalu itu.
Terlebih perlindungan terhadap anak-anak yang saat ini menjadi fokusnya, mengingat anak-anak yang tinggal di huntara dan di tenda atau selter pengungsian sangat riskan mengalami kekerasan baik disebabkan oleh persoalan keluarga maupun disebabkan persoalan ekonomi yang kini dialami banyak pengungsi.
"Kami bekerjasama dengan Kementerian Sosial dan dinas sosial daerah dalam menjalankan program-program sosial kepada anak-anak di kamp-kamp pengungsian dengan melibatkan pekerja sosial," kata dia.
Selain itu, UNICEF lanjut dia, juga turut mendukung dengan membantu merealisasikan program-program Kemensos dan Dinsos Palu kepada anak-anak korban bencana dan pengungsi.
"Kami memobilisasi pekerja-pekerja sosial untuk menjalankan program psikososial bagi anak-anak di kamp pengungsian. Kami juga telah memberikan dukungan sosial 29 SMP dan SMA dan 31 panti kesejahteraan anak dan di tiga titik pengungsian di Palu," kata dia.
Sementara itu Wali Kota Palu Hidayat dalam pertemuan tersebut menyebut anak-anak sangat riskan mengalami kekerasan apalagi anak-anak yang terpaksa tinggal di huntara dan tenda atau selter pengungsi bersama orang tuanya akibat kehilangan tempat tinggal akibat bencana tersebut.
"Yang perlu menjadi perhatian kita sekarang, mereka harus cepat mendapat huntap (hunian tetap). Kalau mereka masih tinggal di huntara atau selter sangat riskan apalagi perempuan dan anak-anak. Saya kira ini yang perlu diperjuangkan UNICEF kepada pemerintah pusat," harapnya.
"Dukungan yang kami berikan dalam bidang kesehatan, pendidikan, sanitasi air dan perlindungan anak terutama merespon setiap keluhan yang dialami anak-anak korban bencana," kata Kepala Perlindungan Anak UNICEF Indonesia Amanda Bissex saat berdialog dengan Wali Kota Palu Hidayat di ruang kerja Wali Kota Palu Kantor Wali Kota Palu, Kamis.
Kegiatan-kegiatan psikososial kepada anak-anak korban bencana terutama yang kini tinggal di huntara dan tenda-tenda pengungsian penting untuk dilakukan untuk memulihkan psikis anak-anak yang trauma akibat bencana yang meluluhlantakkan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah 28 September 2018 lalu itu.
Terlebih perlindungan terhadap anak-anak yang saat ini menjadi fokusnya, mengingat anak-anak yang tinggal di huntara dan di tenda atau selter pengungsian sangat riskan mengalami kekerasan baik disebabkan oleh persoalan keluarga maupun disebabkan persoalan ekonomi yang kini dialami banyak pengungsi.
"Kami bekerjasama dengan Kementerian Sosial dan dinas sosial daerah dalam menjalankan program-program sosial kepada anak-anak di kamp-kamp pengungsian dengan melibatkan pekerja sosial," kata dia.
Selain itu, UNICEF lanjut dia, juga turut mendukung dengan membantu merealisasikan program-program Kemensos dan Dinsos Palu kepada anak-anak korban bencana dan pengungsi.
"Kami memobilisasi pekerja-pekerja sosial untuk menjalankan program psikososial bagi anak-anak di kamp pengungsian. Kami juga telah memberikan dukungan sosial 29 SMP dan SMA dan 31 panti kesejahteraan anak dan di tiga titik pengungsian di Palu," kata dia.
Sementara itu Wali Kota Palu Hidayat dalam pertemuan tersebut menyebut anak-anak sangat riskan mengalami kekerasan apalagi anak-anak yang terpaksa tinggal di huntara dan tenda atau selter pengungsi bersama orang tuanya akibat kehilangan tempat tinggal akibat bencana tersebut.
"Yang perlu menjadi perhatian kita sekarang, mereka harus cepat mendapat huntap (hunian tetap). Kalau mereka masih tinggal di huntara atau selter sangat riskan apalagi perempuan dan anak-anak. Saya kira ini yang perlu diperjuangkan UNICEF kepada pemerintah pusat," harapnya.
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: