Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga salah satunya korban meninggal petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang sebelumnya memiliki penyakit diabetes melitus.


“Kami turut berduka cita, almarhum adalah seorang pekerja yang ulet, pekerja keras tanpa pamrih, dan bekerja atas kemauan sendiri,” kata Menkes Nila usai mengunjungi salah satu keluarga korban di Duren Tiga Pancoran Jakarta Selatan, Rabu.

Menurut sang istri, suaminya sebelum bertugas memeriksakan kesehatan di Pos Binaan Terpadu (Posbindu), tempat istrinya bertugas dan hasilnya semua terkontrol, termasuk penyakit diabetes melitus yang sudah diidap sejak 2016 lalu.

Almarhum bernama M. Napis wafat di usia 54 tahun. Menkes mengapresiasi tugas yang dilakukan oleh almarhum sebagai petugas Pemilu, dengan beban kerja yang berat sejak tanggal 16-18 April 2019 almarhum selalu pulang pagi hari.

Setelah tanggal 18 April, Napis tetap mengawal proses penyelenggaraan Pemilu dengan penuh tanggung jawab. Padahal saat itu sedang sakit menderita diabetes mellitus. “Almarhum sudah batuk-batuk, sudah ke rumah sakit dan kembali lagi dan bekerja seperti biasa, pulang selalu pagi,” kata Menkes.

Sejak tanggal 18 Napis merasa sakit, muntah-muntah, kemudian berobat dan sembuh lalu kembali bekerja seperti biasa.

Pada tanggal 28 April 2019 Napis melakukan patroli ke GOR tempat penghitungan suara dan pulang pukul 4.15 sesampainya di rumah. Setelah sholat subuh dada Napis terasa sesak, kemudian dibawa ke ICU dan diketahui kadar gulanya tinggi.

“Bapak tidak tertolong lagi dan meninggalkan ibu. Kami merasa sangat prihatin dan kami katakan bapak adalah seorang pejuang untuk negara, bangsa kita. Patut kita mengatakan bapak adalah pejuang demokrasi, semoga Tuhan mengampuni segala kesalahan almarhum,” kata Menkes.*


Baca juga: MER-C sarankan KPU hentikan penghitungan suara cegah korban KPPS

Baca juga: MER-C akan gugat KPU ke internasional bila abai terkait KPPS meninggal