209 angkutan mudik terdaftar di Terminal Mataram
15 Mei 2019 15:12 WIB
Koordinator Terminal Tipe A Mandalika Mataram, Muhammad Junaidi, mengecek kondisi salah satu bus antarkota-antarprovinsi (AKAP) yang menjadi angkutan mudik Lebaran 2019, di Terminal Tipe A Mandalika Mataram, NTB, Rabu (15/5/2019). (ANTARA/Awaludin)
Mataram (ANTARA) - Pengelola Terminal Tipe A Mandalika Kota Mataram mencatat sebanyak 209 unit angkutan mudik Lebaran 2019 terdaftar untuk melayani penumpang yang akan menuju ke berbagai kota di dalam maupun luar Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Koordinator Terminal Tipe A Mandalika Mataram, Muhammad Junaidi, di Mataram, Rabu, menyebutkan sebanyak 209 unit angkutan darat tersebut terdiri atas 108 unit bus antarkota-antarprovinsi (AKAP), dan 101 angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP).
"Dari 209 unit bus AKAP yang aktif 95 unit dan rencana ada tambahan enam unit. Sedangkan bus AKDP sebanyak 101 unit dengan jumlah yang aktif sebanyak 90 unit dengan ada tambahan delapan armada," katanya usai melakukan pengecekan kendaraan (ramcek) angkutan mudik Lebaran 2019.
Ia mengatakan seluruh bus AKAP dan bus AKDP harus melalui ramcek untuk memastikan kelaikan keberangkatan demi keselamatan jiwa penumpang.
Ramcek dilakukan oleh petugas Terminal Tipe A Mandalika Mataram, Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XII Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, NTB, Kementerian Perhubungan.
Kegiatan tersebut juga melibatkan jajaran Bidang Perhubungan Darat, Dinas Perhubungan NTB, dan Satuan Polisi Lalu Lintas, Polres Kota Mataram.
"Yang diperiksa seputar kelengkapan dokumen dan fisik, seperti kartu pengawasan, lampu sein, lampu jauh, kevakuman rem, kipas air hujan dan kelengkapan lainnya," ujar Junaidi.
Menurut dia, jumlah armada yang beroperasi di Terminal Mandalika cukup untuk melayani pemudik. Namun jika terjadi kekurangan, maka armada bus pariwisata akan dikerahkan supaya tidak terjadi penumpukan penumpang di terminal.
"Biasanya armada pariwisata beroperasi lima hari sebelum (H-5) Idul Fitri seperti tahun sebelumnya. Tahun ini kita belum pastikan mulai H - berapa. Pengerahan bus pariwisata juga harus dibicarakan dengan pengusaha angkutan reguler," ucap Junaidi.
Terkait dengan jumlah pemudik, Junaidi belum bisa memperkirakan, apakah berkurang atau terjadi lonjakan sebagai dampak dari mahalnya harga tiket pesawat.
"Kami belum bisa prediksi untuk saat ini. Tapi sepertinya tidak terlalu berpengaruh kenaikan harga tiket pesawat terhadap angkutan darat. Kalau orang mau ke Pulau Jawa, langsung ke Pelabuhan lembar lalu naik kapal Legundi yang langsung ke Surabaya," katanya.
Untuk keamanan dan kenyamanan di terminal, Junaidi mengatakan kondisi fasilitas sudah lebih baik dibandingkan Lebaran 2018, baik dari sisi toilet, ruang tunggu dilengkapi mesin pendingin (AC), mushala yang representatif, televisi dan kamera pengawas (CCTV) untuk keamanan pengunjung.
Baca juga: Petugas temukan angkutan mudik bermasalah di Mataram
Koordinator Terminal Tipe A Mandalika Mataram, Muhammad Junaidi, di Mataram, Rabu, menyebutkan sebanyak 209 unit angkutan darat tersebut terdiri atas 108 unit bus antarkota-antarprovinsi (AKAP), dan 101 angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP).
"Dari 209 unit bus AKAP yang aktif 95 unit dan rencana ada tambahan enam unit. Sedangkan bus AKDP sebanyak 101 unit dengan jumlah yang aktif sebanyak 90 unit dengan ada tambahan delapan armada," katanya usai melakukan pengecekan kendaraan (ramcek) angkutan mudik Lebaran 2019.
Ia mengatakan seluruh bus AKAP dan bus AKDP harus melalui ramcek untuk memastikan kelaikan keberangkatan demi keselamatan jiwa penumpang.
Ramcek dilakukan oleh petugas Terminal Tipe A Mandalika Mataram, Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XII Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, NTB, Kementerian Perhubungan.
Kegiatan tersebut juga melibatkan jajaran Bidang Perhubungan Darat, Dinas Perhubungan NTB, dan Satuan Polisi Lalu Lintas, Polres Kota Mataram.
"Yang diperiksa seputar kelengkapan dokumen dan fisik, seperti kartu pengawasan, lampu sein, lampu jauh, kevakuman rem, kipas air hujan dan kelengkapan lainnya," ujar Junaidi.
Menurut dia, jumlah armada yang beroperasi di Terminal Mandalika cukup untuk melayani pemudik. Namun jika terjadi kekurangan, maka armada bus pariwisata akan dikerahkan supaya tidak terjadi penumpukan penumpang di terminal.
"Biasanya armada pariwisata beroperasi lima hari sebelum (H-5) Idul Fitri seperti tahun sebelumnya. Tahun ini kita belum pastikan mulai H - berapa. Pengerahan bus pariwisata juga harus dibicarakan dengan pengusaha angkutan reguler," ucap Junaidi.
Terkait dengan jumlah pemudik, Junaidi belum bisa memperkirakan, apakah berkurang atau terjadi lonjakan sebagai dampak dari mahalnya harga tiket pesawat.
"Kami belum bisa prediksi untuk saat ini. Tapi sepertinya tidak terlalu berpengaruh kenaikan harga tiket pesawat terhadap angkutan darat. Kalau orang mau ke Pulau Jawa, langsung ke Pelabuhan lembar lalu naik kapal Legundi yang langsung ke Surabaya," katanya.
Untuk keamanan dan kenyamanan di terminal, Junaidi mengatakan kondisi fasilitas sudah lebih baik dibandingkan Lebaran 2018, baik dari sisi toilet, ruang tunggu dilengkapi mesin pendingin (AC), mushala yang representatif, televisi dan kamera pengawas (CCTV) untuk keamanan pengunjung.
Baca juga: Petugas temukan angkutan mudik bermasalah di Mataram
Pewarta: Awaludin
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: