Kupang, NTT (ANTARA) - Bank Indonesia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2019 berada di kisaran 5-5,4 persen (yoy).

Demikian hasil kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh Bank Indonesia (BI), yang diterima di Kupang, NTT, Rabu.

Ekonomi di provinsi berbasis kepulauan itu terus mengalami pertumbuhan selama beberapa tahun terakhir ini.

Pada 2016, ekonomi NTT tumbuh 5,12 persen, 2017 sebesar 5,11 persen dan 2018 tumbuh 5,13 persen.

Menurut Bank Indonesia, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi NTT pada 2019 antara lain adalah meningkatnya pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi.

Kondisi ini, seiring meningkatnya realisasi investasi pada bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan pengolahannya dengan dukungan pemerintah daerah, yang pada gilirannya juga berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekspor luar negeri.

Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan lapangan usaha (LU) yakni konstruksi diperkirakan meningkat seiring percepatan konstruksi proyek strategis nasional.

Selain peningkatan fasilitas pariwisata, infrastruktur kelistrikan dan pembangunan industri oleh pihak swasta.

Industri pengolahan juga diperkirakan mulai menunjukkan geliat peningkatan pertumbuhan pada 2019, seiring dengan komitmen investasi yang terus ditindaklanjuti seperti pembangunan pabrik garam, semen, gula dan perikanan.

Peningkatan layanan pendidikan yang terus dilakukan pemerintah daerah, juga menjadi faktor yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi NTT lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi NTT 2020 ditarget minimal 5,16 persen
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi daerah NTT signifikan dengan kehadiran TN Komodo