Warga Purwokerto bagikan ratusan porsi makan sahur gratis setiap hari
15 Mei 2019 06:24 WIB
Sejumlah warga mengantre hidangan makan sahur gratis yang disediakan pengusaha tekstil "Laris Group" di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (15/5/2019) dini hari. Pembagian makan sahur gratis tersebut dilaksanakan setiap hari selama bulan Ramadhan dan sudah berlangsung sejak tahun 2001. (Foto: Sumarwoto)
Purwokerto (ANTARA) - Salah seorang pengusaha tekstil di kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, membagikan ratusan porsi makan sahur gratis setiap hari untuk warga maupun pekerja malam yang hendak menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan.
Saat ditemui wartawan saat kegiatan "Sahur Bersama Laris Group" yang digelar di teras Toko Tekstil Laris, Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, Rabu pagi, salah seorang perwakilan keluarga pengusaha tekstil tersebut, Prakas Lal Nathan mengatakan pihaknya menyediakan makan sahur gratis sejak hari pertama puasa.
"Kami sudah 18 kali (sejak tahun 2001, red.) mengadakan kegiatan ini atas ide papa saya, Laju N. Nathani," katanya.
Kendati berbeda keyakinan, dia mengatakan kegiatan sahur bersama yang digelar keluarganya itu didasari atas dasar keinginan untuk berbagi dengan sesama warga yang menjalankan ibadah puasa.
Menurut dia, keluarganya memilih waktu sahur untuk berbagi dengan sesama warga karena kalau waktu berbuka puasa sudah banyak dan biasa dilakukan oleh berbagai pihak.
"Kalau berbuka sudah biasa, tapi kalau berbagi saat sahur kan memang jarang," katanya.
Ia mengatakan dalam kegiatan sahur bersama yang digelar setiap pukul 02.30 WIB hingga 04.00 WIB tersebut, pihaknya menggandeng tiga pedagang makanan dengan menu berbeda-beda dan secara keseluruhan menyediakan sekitar 400 porsi.
Salah seorang pedagang makanan, Sesti mengaku senang karena telah dilibatkan dalam kegiatan sahur bersama tersebut sejak dua tahun terakhir.
Menurut dia, kegiatan tersebut sangat positif karena melayani warga yang akan sahur pada bulan puasa yang penuh berkah.
"Saya biasanya berjualan keliling dari toko ke toko. Selama puasa, saya 'ngerjain' ini dulu, saya menyediakan sekitar 120 porsi, jualan kelilingnya libur dulu, capek," katanya.
Pedagang lainnya, Estiningsih mengaku sudah tiga tahun terlibat dalam kegiatan sahur bersama yang digelar "Laris Group" dan setiap harinya menyediakan 250 porsi nasi gudeg.
Menurut dia, kegiatan yang digelar pemilik "Laris Group" tersebut sangat positif karena meskipun nonmuslim, mereka sangat peduli kepada umat Islam yang hendak menjalankan ibadah puasa dengan menyediakan makan sahur gratis.
"Meskipun terlibat dalam kegiatan sahur bersama ini, warung makan milik saya di Pasar Manis, Purwokerto, tetap buka seperti biasa karena pelanggan saya banyak juga yang beragama lain termasuk untuk melayani ibu-ibu yang sedang tidak puasa, anak-anak, maupun orang yang sedang sakit," katanya.
Dari pantauan, kegiatan sahur bersama yang setiap harinya digelar mulai pukul 02.30 WIB hingga pukul 04.00 WIB tersebut diminati banyak warga yang rela mengantre untuk mendapatkan makan sahur gratis. Bahkan, menu makan sahur gratis tersebut selalu habis sebelum kegiatan berakhir.
Salah seorang warga, Kasum mengaku senang dengan adanya kegiatan sahur bersama tersebut karena dapat membantu warga khususnya kaum duafa termasuk pekerja malam yang hendak berpuasa.
"Saya rutin mengikuti kegiatan ini, hampir setiap hari, sudah 15 tahun, karena kebetulan saya bekerja sebagai pramu-antar di Stasiun Purwokerto," kata warga Patikraja, Kabupaten Banyumas itu.
Baca juga: Ibu Sinta Nuriyah Wahid sahur bersama di Rawamangun Jakarta Timur
Baca juga: Gubernur Jatim ajak kepala sekolah sahur bersama jelang USBN
Saat ditemui wartawan saat kegiatan "Sahur Bersama Laris Group" yang digelar di teras Toko Tekstil Laris, Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, Rabu pagi, salah seorang perwakilan keluarga pengusaha tekstil tersebut, Prakas Lal Nathan mengatakan pihaknya menyediakan makan sahur gratis sejak hari pertama puasa.
"Kami sudah 18 kali (sejak tahun 2001, red.) mengadakan kegiatan ini atas ide papa saya, Laju N. Nathani," katanya.
Kendati berbeda keyakinan, dia mengatakan kegiatan sahur bersama yang digelar keluarganya itu didasari atas dasar keinginan untuk berbagi dengan sesama warga yang menjalankan ibadah puasa.
Menurut dia, keluarganya memilih waktu sahur untuk berbagi dengan sesama warga karena kalau waktu berbuka puasa sudah banyak dan biasa dilakukan oleh berbagai pihak.
"Kalau berbuka sudah biasa, tapi kalau berbagi saat sahur kan memang jarang," katanya.
Ia mengatakan dalam kegiatan sahur bersama yang digelar setiap pukul 02.30 WIB hingga 04.00 WIB tersebut, pihaknya menggandeng tiga pedagang makanan dengan menu berbeda-beda dan secara keseluruhan menyediakan sekitar 400 porsi.
Salah seorang pedagang makanan, Sesti mengaku senang karena telah dilibatkan dalam kegiatan sahur bersama tersebut sejak dua tahun terakhir.
Menurut dia, kegiatan tersebut sangat positif karena melayani warga yang akan sahur pada bulan puasa yang penuh berkah.
"Saya biasanya berjualan keliling dari toko ke toko. Selama puasa, saya 'ngerjain' ini dulu, saya menyediakan sekitar 120 porsi, jualan kelilingnya libur dulu, capek," katanya.
Pedagang lainnya, Estiningsih mengaku sudah tiga tahun terlibat dalam kegiatan sahur bersama yang digelar "Laris Group" dan setiap harinya menyediakan 250 porsi nasi gudeg.
Menurut dia, kegiatan yang digelar pemilik "Laris Group" tersebut sangat positif karena meskipun nonmuslim, mereka sangat peduli kepada umat Islam yang hendak menjalankan ibadah puasa dengan menyediakan makan sahur gratis.
"Meskipun terlibat dalam kegiatan sahur bersama ini, warung makan milik saya di Pasar Manis, Purwokerto, tetap buka seperti biasa karena pelanggan saya banyak juga yang beragama lain termasuk untuk melayani ibu-ibu yang sedang tidak puasa, anak-anak, maupun orang yang sedang sakit," katanya.
Dari pantauan, kegiatan sahur bersama yang setiap harinya digelar mulai pukul 02.30 WIB hingga pukul 04.00 WIB tersebut diminati banyak warga yang rela mengantre untuk mendapatkan makan sahur gratis. Bahkan, menu makan sahur gratis tersebut selalu habis sebelum kegiatan berakhir.
Salah seorang warga, Kasum mengaku senang dengan adanya kegiatan sahur bersama tersebut karena dapat membantu warga khususnya kaum duafa termasuk pekerja malam yang hendak berpuasa.
"Saya rutin mengikuti kegiatan ini, hampir setiap hari, sudah 15 tahun, karena kebetulan saya bekerja sebagai pramu-antar di Stasiun Purwokerto," kata warga Patikraja, Kabupaten Banyumas itu.
Baca juga: Ibu Sinta Nuriyah Wahid sahur bersama di Rawamangun Jakarta Timur
Baca juga: Gubernur Jatim ajak kepala sekolah sahur bersama jelang USBN
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: