Rupiah melemah seiring semakin memanasnya perang dagang
14 Mei 2019 17:15 WIB
Petugas kasir menghitung mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta Pusat (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore melemah seiring semakin memanasnya perang dagang dimana Amerika Serikat dan China saling membalas dengan menaikkan tarif impor.
Rupiah melemah 11 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.434 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.423 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa, mengatakan, ditengah aksi saling balas AS dan China, ada perkembangan positif terkait perang dagang AS-China yang membuat dolar AS selaku "safe haven" menjadi kurang menarik. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya belum membuat keputusan terkait dengan apakah produk impor asal China senilai 325 miliar yang hingga kini belum terdampak oleh perang dagang akan dikenakan bea masuk.
"Sebelumnya, Trump sempat menyebut bahwa produk impor asal China senilai 325 miliar dolar AS tersebut akan dibebankan bea masuk senilai 25 persen dalam waktu dekat. Melunaknya sikap Trump tersebut membuat pelaku pasar optimistis bahwa perang dagang tak akan tereskalasi lagi," ujar Ibrahim.
Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengatakan, pembicaraan dengan China akan berlanjut kendati tarif AS yang naik dari 10 persen menjadi 25 persen terhadap produk-produk China senilai 200 miliar dolar AS tetap berlaku.
Keputusan yang diambil Trump tersebut ditanggapi oleh China yang membalas AS dengan mengenakan tarif 25 persen terhadap produk-produk yang diimpor dari AS senilai 60 miliar dolar AS dan akan mulai efektif 1 Juni 2019 ini.
Di sisi lain, bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) dikhawatirkan akan menaikkan suku bunga acuannya sebagai dampak dari situasi geopolitik Negeri Paman Sam dan Negeri Tirai Bambu yang semakin memanas.
"Dengan tingginya eskalasi saling menerapkan bea impor antara AS dan China menyebabkan pelaku usaha akan membebankan tarif tersebut pada konsumen dengan menaikkan harga produk mereka. Alhasil, ada potensi bahwa tingkat inflasi AS akan naik dimana hal ini dapat menjadi alasan The Fed menaikkan suku bunga acuan," kata Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.426 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.426 per dolar AS hingga Rp14.460 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, Rupiah melemah menjadi Rp14.444 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.362 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah dipicu aksi saling balas AS-China
Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah 32 poin terhadap dolar AS
Rupiah melemah 11 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.434 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.423 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa, mengatakan, ditengah aksi saling balas AS dan China, ada perkembangan positif terkait perang dagang AS-China yang membuat dolar AS selaku "safe haven" menjadi kurang menarik. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya belum membuat keputusan terkait dengan apakah produk impor asal China senilai 325 miliar yang hingga kini belum terdampak oleh perang dagang akan dikenakan bea masuk.
"Sebelumnya, Trump sempat menyebut bahwa produk impor asal China senilai 325 miliar dolar AS tersebut akan dibebankan bea masuk senilai 25 persen dalam waktu dekat. Melunaknya sikap Trump tersebut membuat pelaku pasar optimistis bahwa perang dagang tak akan tereskalasi lagi," ujar Ibrahim.
Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengatakan, pembicaraan dengan China akan berlanjut kendati tarif AS yang naik dari 10 persen menjadi 25 persen terhadap produk-produk China senilai 200 miliar dolar AS tetap berlaku.
Keputusan yang diambil Trump tersebut ditanggapi oleh China yang membalas AS dengan mengenakan tarif 25 persen terhadap produk-produk yang diimpor dari AS senilai 60 miliar dolar AS dan akan mulai efektif 1 Juni 2019 ini.
Di sisi lain, bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) dikhawatirkan akan menaikkan suku bunga acuannya sebagai dampak dari situasi geopolitik Negeri Paman Sam dan Negeri Tirai Bambu yang semakin memanas.
"Dengan tingginya eskalasi saling menerapkan bea impor antara AS dan China menyebabkan pelaku usaha akan membebankan tarif tersebut pada konsumen dengan menaikkan harga produk mereka. Alhasil, ada potensi bahwa tingkat inflasi AS akan naik dimana hal ini dapat menjadi alasan The Fed menaikkan suku bunga acuan," kata Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.426 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.426 per dolar AS hingga Rp14.460 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, Rupiah melemah menjadi Rp14.444 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.362 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah dipicu aksi saling balas AS-China
Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah 32 poin terhadap dolar AS
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: