Ujoh Bilang, Mahakam Ulu (ANTARA) - Pembiayaan dari APBN berupa dana desa (DD) dan APBD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, berupa Alokasi Dana Kampung (ADK) maupun Bantuan Keuangan (Bankeu) tahun 2018, berhasil membangun 327 unit infrastruktur di kawasaan perbatasan negara.

"Sebanyak 327 infrastruktur tersebut khusus untuk dua kecamatan dari lima kecamatan di Mahakam Ulu, yakni Kecamatan Long Pahangai dan Kecamatan Long Apari," ucap Plt Kasubbag Pengelola Infrastruktur Kawasan Perbatasan, Bagian Pengelola Perbatasan Negara Setkab Mahakam Ulu, Yosepha Tening di Ujoh Bilang, Selasa.

Pendataan yang dilakukan oleh pihaknya hanya terhadap dua kecamatan karena keduanya berada di kawasaan perbatasan negara. Rincian dari 327 infrastruktur itu adalah sebanyak 90 bangunan di Kecamatan Long Pahangai, kemudian sebanyak 237 bangunan di Kecamatan Long Apari.

Ia menyebutkan, sejumlah infrastruktur yang dibangun tahun 2018 di dua kecamatan itu tersebar pada semua desa/kampung, seperti di Kecamatan Long Pahangai antara lain pembangunan tiga unit rumah layak huni dengan angaran dari ADK.

Kemudian rahabilitasi tujuh unit rumah tidak layak huni dari ADK, rehabilitasi rumah tidak layak huni 10 unit dari Bankeu, pembangunan empat unit MCK rumah tangga dari ADK, 23 titik semenisasi jalan dan gang dari ADK dan DD, pengembangan jembatan pipa air dengan anggaran dari ADK dan DD.

Sedangkan pembangunan di semua kampung pada Kecamatan Long Apari yang jumlahnya mencapai 237 unit itu antara lain pembangunan lima unit rumah layak huni dengan angaran dari ADK, rahabilitasi 11 unit rumah tidak layak huni dari ADK, sembilan unit rumah singgah dari ADK dan Bankeu.

Rehabilitasi kantor fasilitas umum tiga unit anggaran dari ADK, 21 titik semenisasi jalan dan gang anggaran dari DD dan ADK, pembangunan 95 unit sapras fasilitas umum dari ADK dan DD, pembangunan lima unit dermaga kampung dari ADK dan DD, serta rehabilitasi satu jembatan gantung dari ADK.

"Hasil pembangunan baik yang anggarannya dari APBN maupun APBD ini tentu memiliki dampak langsung terhadap masyarakat, sehingga hal ini juga berimplikasi pada kenyamanan dan kemudahan bagi warga perbatasan baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya," kata Tening.