Ambulans NETSS Surabaya mampu tekan angka kematian bayi
13 Mei 2019 19:25 WIB
Ambulance "Neonatal Emergency Transport System Surabaya" (NETSS) yang ada di RSUD Soewandhie Kota Surabaya mampu menekan angka kematian bayi yang baru lahir. (ANTARA/Abdul Hakim)
Surabaya (ANTARA) - Keberadaan ambulance Neonatal Emergency Transport System Surabaya (NETSS) yang ada di RSUD Soewandhie, Kota Surabaya, Jatim, mampu menekan angka kematian bayi yang baru lahir hingga 0,7 permil.
"Kekurangannya sekitar 0,7 permil, karena penyebab kematian itu bermacam-macam," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surabaya Yohana Sussie E di Surabaya, Senin.
Menurut dia, ambulans NETSS ini sudah dioperasikan sejak 2017 hingga saat ini. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan, ambulans ini sudah menangani sebanyak 43 pasien bayi pada tahun 2017 dan sudah menangani 30 pasien bayi pada 2018.
"Khusus untuk 2019 hingga Mei ini, ambulans ini menangani 7 pasien bayi. Kami juga sangat bersyukur karena semua yang kami tangani selamat semuanya," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pengadaan mobil ini memang untuk menekan angka kematian bayi yang ternyata cukup tinggi di Indonesia, termasuk di Surabaya. Ambulans NETSS ini merupakan ambulans satu-satunya di Kota Surabaya bahkan Indonesia sejak tahun 2017 lalu, karena peralatan yang ada di dalamnya sangat lengkap.
"Idenya bermula dari angka kematian bayi baru lahir yang masih cukup tinggi, sehingga ambulans ini kami siapkan untuk bayi baru lahir yang mempunyai masalah dengan pernafasan. Nah ini perlu ada suatu penanganan khusus," kata Yohana.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Soewandhi, Rinche Pangalila mengatakan peralatan yang ada di dalam ambulans ini sangat lengkap di antaranya inkubator beserta kelengkapan alat dan obat, ventilator beserta kelengkapan alat dan obat, peralatan dan obat untuk resusitasi bayi baru lahir termasuk jackson rees dan T piece resusiator, juga pacu jantung.
"Kami menyiapkan alat yang lengkap di ambulans itu, supaya bayi bisa mendapatkan penanganan yang optimal saat berada di dalam ambulans NETSS. Apa yang diperlukan bisa ditangani sebelum tiba di rumah sakit rujukan," kata Rince.
Selain kelengkapan alat, Dinkes juga menyiapkan tenaga medis yang handal dan terlatih untuk menangani kedaruratan pada bayi. Dia memastikan bahwa ambulans ini dioperasikan oleh tim khusus yang sudah terlatih.
Ia juga mengaku sudah berkali-kali melatih tenaga medis atau perawat yang ada di puskesmas atau rumah sakit swasta yang ada di Surabaya. "Jadi, kami bukan hanya menyediakan ambulansnya, tapi kami juga menyiapkan SDM khusus untuk menangani kedaruratan pada bayi. Sekali jalan, ambulans ini akan ada sopir, dokter, dan perawat yang sudah terlatih," katanya.*
Baca juga: Angka kematian bayi di Sangihe masih tinggi
Baca juga: Kemitraan bidan-dukun tekan kematian ibu dan bayi
"Kekurangannya sekitar 0,7 permil, karena penyebab kematian itu bermacam-macam," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surabaya Yohana Sussie E di Surabaya, Senin.
Menurut dia, ambulans NETSS ini sudah dioperasikan sejak 2017 hingga saat ini. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan, ambulans ini sudah menangani sebanyak 43 pasien bayi pada tahun 2017 dan sudah menangani 30 pasien bayi pada 2018.
"Khusus untuk 2019 hingga Mei ini, ambulans ini menangani 7 pasien bayi. Kami juga sangat bersyukur karena semua yang kami tangani selamat semuanya," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pengadaan mobil ini memang untuk menekan angka kematian bayi yang ternyata cukup tinggi di Indonesia, termasuk di Surabaya. Ambulans NETSS ini merupakan ambulans satu-satunya di Kota Surabaya bahkan Indonesia sejak tahun 2017 lalu, karena peralatan yang ada di dalamnya sangat lengkap.
"Idenya bermula dari angka kematian bayi baru lahir yang masih cukup tinggi, sehingga ambulans ini kami siapkan untuk bayi baru lahir yang mempunyai masalah dengan pernafasan. Nah ini perlu ada suatu penanganan khusus," kata Yohana.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Soewandhi, Rinche Pangalila mengatakan peralatan yang ada di dalam ambulans ini sangat lengkap di antaranya inkubator beserta kelengkapan alat dan obat, ventilator beserta kelengkapan alat dan obat, peralatan dan obat untuk resusitasi bayi baru lahir termasuk jackson rees dan T piece resusiator, juga pacu jantung.
"Kami menyiapkan alat yang lengkap di ambulans itu, supaya bayi bisa mendapatkan penanganan yang optimal saat berada di dalam ambulans NETSS. Apa yang diperlukan bisa ditangani sebelum tiba di rumah sakit rujukan," kata Rince.
Selain kelengkapan alat, Dinkes juga menyiapkan tenaga medis yang handal dan terlatih untuk menangani kedaruratan pada bayi. Dia memastikan bahwa ambulans ini dioperasikan oleh tim khusus yang sudah terlatih.
Ia juga mengaku sudah berkali-kali melatih tenaga medis atau perawat yang ada di puskesmas atau rumah sakit swasta yang ada di Surabaya. "Jadi, kami bukan hanya menyediakan ambulansnya, tapi kami juga menyiapkan SDM khusus untuk menangani kedaruratan pada bayi. Sekali jalan, ambulans ini akan ada sopir, dokter, dan perawat yang sudah terlatih," katanya.*
Baca juga: Angka kematian bayi di Sangihe masih tinggi
Baca juga: Kemitraan bidan-dukun tekan kematian ibu dan bayi
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: