PLN: Rasio elektrifikasi di NTB capai 95,8 persen kuartal I 2019
13 Mei 2019 18:37 WIB
Dokumentasi. Petugas PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat, memasang alat pemakaian listrik kWh meter di salah satu pelanggan baru golongan rumah tangga. (ANTARA/Awaludin)
Mataram (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat, mencatat rasio elektrifikasi di wilayahnya
terus meningkat dan kini sudah mencapai 95,8 persen pada kuartal I 2019.
"Peningkatan tersebut tentu cukup positif. Akhir tahun 2018, rasio elektrifikasi sebesar 93 persen, kini sudah hampir 96 persen. Kami optimis bisa mencapai angka 99 persen akhir tahun 2019," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB Rudi
Purnomoloka di Mataram, Senin.
Rasio elektrifikasi merupakan perbandingan jumlah kepala keluarga berlistrik dengan jumlah seluruh kepala keluarga.
Rudi menyebutkan, untuk segmen rumah tangga yang digunakan sebagai dasar perhitungan rasio elektrikasi, pada akhir April 2019 telah mencapai 1,32 juta pelanggan. Pelanggan kategori tersebut mendominasi komposisi pelanggan PLN Unit Induk Wilayah NTB dengan persentase sekitar 95 persen.
Terkait dengan kendala belum adanya jaringan, kata dia, PLN melalui program listrik pedesaan telah merencanakan pembangunan jaringan baru. Misalnya di Dusun Punik, Kabupaten Sumbawa, dan Dusun Oi Panihi, sampai dengan Dusun Oi Katupa, Kabupaten Bima.
PLN juga melistriki Dusun Pasir Putih, Desa Bajo Pulau, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, beberapa waktu lalu.
"Diharapkan upaya-upaya tersebut dapat mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi pada 2019 ini," ucap Rudi.
Sedangkan di sisi pembangkitan, lanjut dia, pihaknya telah mempersiapkan beberapa pembangkit untuk mengantisipasi pertumbuhan beban.
Beberapa pembangkit yang akan segera dioperasikan antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Uap (PLTMGU) Lombok Peaker berkapasitas 150 mega Watt (MW) di Kota Mataram.
Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLMTG) Sumbawa berkapasitas 50 MW, PLTMG Bonto berkapasitas 50 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumbawa Barat berkapasitas 14 MW, dan PLTU Jeranjang Unit 2 berkapasitas 25 MW.
Baca juga: PLN listriki dusun terpencil di Pulau Sumbawa
terus meningkat dan kini sudah mencapai 95,8 persen pada kuartal I 2019.
"Peningkatan tersebut tentu cukup positif. Akhir tahun 2018, rasio elektrifikasi sebesar 93 persen, kini sudah hampir 96 persen. Kami optimis bisa mencapai angka 99 persen akhir tahun 2019," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB Rudi
Purnomoloka di Mataram, Senin.
Rasio elektrifikasi merupakan perbandingan jumlah kepala keluarga berlistrik dengan jumlah seluruh kepala keluarga.
Rudi menyebutkan, untuk segmen rumah tangga yang digunakan sebagai dasar perhitungan rasio elektrikasi, pada akhir April 2019 telah mencapai 1,32 juta pelanggan. Pelanggan kategori tersebut mendominasi komposisi pelanggan PLN Unit Induk Wilayah NTB dengan persentase sekitar 95 persen.
Terkait dengan kendala belum adanya jaringan, kata dia, PLN melalui program listrik pedesaan telah merencanakan pembangunan jaringan baru. Misalnya di Dusun Punik, Kabupaten Sumbawa, dan Dusun Oi Panihi, sampai dengan Dusun Oi Katupa, Kabupaten Bima.
PLN juga melistriki Dusun Pasir Putih, Desa Bajo Pulau, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, beberapa waktu lalu.
"Diharapkan upaya-upaya tersebut dapat mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi pada 2019 ini," ucap Rudi.
Sedangkan di sisi pembangkitan, lanjut dia, pihaknya telah mempersiapkan beberapa pembangkit untuk mengantisipasi pertumbuhan beban.
Beberapa pembangkit yang akan segera dioperasikan antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Uap (PLTMGU) Lombok Peaker berkapasitas 150 mega Watt (MW) di Kota Mataram.
Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLMTG) Sumbawa berkapasitas 50 MW, PLTMG Bonto berkapasitas 50 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumbawa Barat berkapasitas 14 MW, dan PLTU Jeranjang Unit 2 berkapasitas 25 MW.
Baca juga: PLN listriki dusun terpencil di Pulau Sumbawa
Pewarta: Awaludin
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: