Sukoharjo (ANTARA) - Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru Sukoharjo sudah melakukan penanganan pasien, Aditia Mulya Ramdhani, anggota polisi korban pengeroyokan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ada pada Ilmu Kedokteran.

"Tim dokter RS Rd Oen hingga saat ini telah melakukan 'maintenance' atau pemeliharaan secara standar dan prosedur yang ada di Ilmu Kedokteran," kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RS Dr. Oen Solo Baru Sukoharjo dokter Yohana Denyka Kurniawati, saat Jumpa Pers di RS Dr Oen Sukoharjo, Senin.

Yohana Denyka Kurniawati mengatakan kondisi pasien atas nama Aditia Mulya Ramdhani, saat masuk diterima di ruang Intaslasi Gawat Darurat (IGD) RS Dr. Oen Solo Baru Sukoharjo, pada Kamis (9/5) sekitar pukul 02.00 WIB. Pasien setibanya di ruang IGD kondisinya berat, dan dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Menurut Yohana dari hasil pemeriksaan awal ditemukan ada 'multiple jejas' atau luka akibat dari trauma yang disebabkan karena memar di bagian kepala pasien. Dan pasien kemudian juga 'multiple jejas' dan lecet-lecet dihampir sekujur tubuhnya.

Pasien setelah dilakukan pemeriksaan dan penunjang diagnosa, kata dia, ditemukan bahwa ada cedera kepala berat, dimana terjadi pendarahan otak.

Tim dokter rumah sakit kemudian mengambil tindakan dilakukan operasi untuk membantu mengangkap pendarahan yang ada di bagian otak pasien.

"Kondisi pasien setelah dilakukan tindakan operasi hingga sekarang masih belum stabil. Pasien memang kondisinya masih berat hingga sekarang," kata Yohana.

Dia mengatakan kondisi pasien dari awal diterima sudah berat kemudian dari hasil pemeriksaan juga mengalami pendarahan luas. Sehingga, tindakan operasi dilakukan untuk mengambil "kepuhan" darah sudah dikerjakan semuanya.

"Proses operasi kendala secara medis tidak ada, dan semuanya berjalan dengan lancar," katanya.

Namun, pasien karena kondisinya mengalami pendarahan luas atau berat, sehingga belum sadarkan hingga sekarang. Tim dokter yang menangani pasien tersebut yakni dokter spesialis bedah saraf dan dokter anestesi rumah sakit setempat.

Sebelumnya, Kepala Satuan Reskrim Polres Wonogiri AKP Aditia Mulya Ramdhani yang menjadi korban pengeroyokan perguruan silat, kondisinya masih koma, dan batal dibawa ke Rumah Sakit di Singapura.

Meurut Yudha Mulia Angga Sasmita, kakak kandung Aditia Mulya Ramdhani, pihak keluarga sudah sepakat dan percaya yang terbaik penanganan kesehatan adiknya, Aditia Mulya untuk distabilkan hingga sehat oleh dokter setempat.

Yudha Mulia menceritakan adiknya, rencana dibawa ke Rumah Sakit di Singapura tersebut berawal ketika Kapolda Jateng dan Pangdam IV Diponegoro bezuk adiknya di rumah sakit. Salah satu untuk penanganan adiknya Aditia melalui operasi.

Setelah dilakukan operasi, kata Yudha Mulai banyak masukan dari rekan dan keluarga besar untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal untuk dibawa ke Singapura. Namun, pihak keluarga kemudian sepakat ke Singapuran dibatalkan.