Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus Purnomo mengungkap alasan pengunduran pengoperasian Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, dari seharusnya pada 2019 menjadi tahun depan.

Agus usai penandatanganan kerja sama penyediaan pasokan listrik Kawasan Pelabuhan Patimban dengan PT PLN (Persero) di Jakarta, Senin mengatakan penyebab pengunduran operasi Pelabuhan Patimban karena terkait pinjaman dari Jepang melalui Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA).

“Ini kan uangnya loan (pinjaman), jadi banyak yang harus diselesaikan dengan Jepang. Kendala-kendala ternyata kan perlu prosedur,
yang butuh waktu, seperti surat-menyurat, itu lumayan,” kata Agus.

Saat ini, dia mengatakan, pembangunan tahap 1 Pelabuhan Patimban untuk terminal mobil (car terminal) baru berjalan 25 persen.

Terminal mobil itu dibangun sebagian di atas laut, yang ditargetkan tahun ini sudah bisa beroperasi.

“Semua terminal di laut, di darat itu back up area. Jadi, kalau terminal semua di laut, termasuk temporary storage car terminal itu di atas laut,” katanya.

Terkait akses, Agus mengatakan pihaknya juga akan menambah lebar jalan ke pelabuhan dari 24 meter menjadi 30 meter dengan kontraktor diserahkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

“Sudah clear semua, yang perlu adalah tambahan lebar jadi 30 meter, sedang kita siapkan, sebagian sudah kita bayarkan,” katanya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan Pelabuhan Patimban tidak akan dioperasikan pada tahun ini karena masih terkendala pembebasan lahan.

“Pembebasan lahan ada syarat minimalnya dan itu belum tercapai. Kami akan maksimalkan dalam satu atau dua bulan ini selesai untuk tanah. Ini memang ada beberapa yang harganya lebih mahal, tapi kami akan konsinyasi,” ujar Menhub.

Tahap pertama fase 1 Pelabuhan Patimban akan memiliki terminal kendaraan dengan dermaga sepanjang 300 meter serta terminal peti kemas 420 x 35 meter dari total panjang dermaga keseluruhan tahap 1, 2 dan 3 sepanjang 4.320 meter, serta kedalaman perairan -10 m LWS.

Sedangkan lapangan peti kemas memiliki luas 35 hektare dengan kapasitas 250.000 TEUs dari total kapasitas tahap 1 sebesar 3,75 juta TEUs.

Selanjutnya, di tahap pertama fase kedua nantinya terminal kendaraan menjadi 690 m sedangkan terminal peti kemas diperpanjang dan diperluas menjadi 1.740 x 35 meter dari total panjang dermaga keseluruhan 4.320 meter, dengan kedalaman -14 m LWS.

Sedangkan lapangan peti kemas ditambah seluas 66 hektare dengan kapasitas 3,5 juta TEUs dari total kapasitas 3,75 juta TEUs untuk Tahap 1.

Pembangunan Pelabuhan Patimban dibiayai oleh pinjaman Jepang melalui Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) sebesar 1,03 miliar dolar AS dan pendanaan dari dalam negeri antara lain untuk pengadaan lahan sekitar Rp500 miliar.

Sedangkan anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan peralatan, pengoperasian dan pemeliharaan akan menjadi porsi operator pelabuhan.

Baca juga: Kemenhub-PLN tanda tangani kerja sama pasokan listrik Patimban
Baca juga: Kemenhub tanda tangani kontrak Paket 2 Pelabuhan Patimban Rp1,82 triliun