Kupang (ANTARA) - Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Eko Pranoto, mengatakan pihaknya segera menambah stok komoditi bawang merah sebanyak 1,5 ton yang diserap dari para petani di Kabupaten Sabu Raijua.

"Kami sudah bergerak lagi untuk menambah pasokan stok bawang merah lokal dari Kabupaten Sabu Raijua yang akan didatangkan 1,5 ton secara bertahap," katanya di Kupang, Senin.

Ia mengatakan, kondisi stok bawang merah yang dimiliki pihaknya saat ini sudah berkurang atau hanya tersisa sekitar 117 kilogram.

Untuk itu, pihaknya menambah pasokan dari petani lokal di Sabu Raijua untuk menjaga kestabilan harga sehingga komoditi ini tidak memicu inflasi selama massa Bulan Ramadhan.

Ia menjelaskan, hanya saat ini kondisi cuaca buruk saat ini menjadi faktor penghambat penyaluran bawang merah ke gudang Bulog NTT.

"Sering kali memang di Sabu itu terkendala cuaca, kali ini ada larangan penyeberangan karena gangguan cuaca. Selain di Sabu, ada juga di Rote dan Aimere di Pulau Flores," katanya.

Ia mengatakan, terus berkoordinasi memantau kondisi cuaca sehingga penyaluran bawang merah dapat segera dilakukan ketika cuaca kembali membaik.

Eko menambahkan, pihaknya masih memanfaatkan stok bawang merah yang ada untuk disalurkan ke masyarakat melalui operasi pasar dengan harga Rp35.000 per kilogram.

Selain bawang merah, pihaknya juga menjual komoditi lain seperti beras untuk medium senilai Rp9.000 per kilogram (kg), beras premium Rp10.600 per kg, gula pasir Rp11.000 per kg, termasuk minyak goreng dan terigu yang juga dijual di bawah harga pasar.

"Prinsipnya upaya stabilisasi harga kebutuhan pokok terus kami lakukan terutama di massa Ramadhan sehingga kita berharap harga stabil dan inflasi terkendali," katanya.

Baca juga: Bulog NTT hentikan operasi pasar bawang merah dan putih

Baca juga: Mensos sidak ketersediaan raskin di Bulog NTT