Beirut (ANTARA News) - Seorang jenderal termasuk di antara empat orang yang tewas, Rabu dalam satu ledakan bom mobil yang juga mencederai tujuh orang lainnya di sebuah daerah permukiman warga Kristen di pinggiran Beirut, kata satu sumber keamanan kepada AFP. "Jenderal Francois El Hajj tewas dalam ledakan itu dan sejumlah orang lainnya cedera, termasuk sopirnya," kata sumber tersebut, yang tidak bersedia namanya ditulis. Pejabat itu mengatakan Hajj kabarnya akan menggantikan komandan penting angkatan darat Jenderal Michel Sleiman, yang ikut dalam pemilihan presiden Lebanon tetapi pemilihan terhambat akibat pertikaian antara kelompok-kelompok yang pro dan anti Suriah. "Ia adalah orang besar, seorang yang baik, yang sangat cerdas," kata pejabat itu, mengacu pada Hajj. Jenderal itu, yang sedang dalam perjalanannya ke kementerian pertahanan ketika ledakan bom itu terjadi tidak lama setelah pukul 07:00 waktu setempat (12:00 WIB), adalah kepala operasi di angkatan darat. Ia menjadi seorang yang menonjol musim panas lalu dalam pertempuran seru 15 minggu antara tentara dan satu kelompok Islam yang pro Al Qaeda di sebuah kamp pengungsi Palestina Lebanon utara. Sebelumnya seorang pejabat Palang merah Lebanon mengemukakan kepada AFP bahwa empat orang tewas dan tujuh lainnya cedera dalam ledakan pagi itu yang menghantam daerah pinggiran Baabda, tenggara Beirut. Seorang koresponden AFP di lokasi itu mengatakan ledakan itu terjadi di luar gedung kotapraja Baabda, menyebabkan kerusakan berat pada bagian depan bangunan itu dan menghancurkan beberapa mobil yang sedang parkir dekat lokasi itu. Ambulan-ambulan dikerahkan ke lokasi itu untuk mengevakuasi para korban dan para petugas pemadam kebakaran menghanguskan mobil-mobil, sementara polisi dan kendaraan-kendaraan mereka menutup daerah itu. Beberapa pejabat mengatakan pembunuhan terhadap Hajj ada kaitannya dengan pertempuran di kamp pengungsi Nahr al Bared. "Reaksi pertama saya adalah bahwa ini ada hubungannya dengan Nahr al Bared," kata anggota parlemen Butros Harb,dari kelompok mayoritas yang didukung Barat. Banyak kedubes Arab dan Barat berada di Baabda, tempat istana presiden yang telah dikosongkan sejak 23 Nopember ketika presiden Emile Lahoud mengakhiri masa jabatannya. Jendela gedung-gedung yang berada dalam radius 100 meter lokasi ledakan itu porak poranda dan orang-orang datang ke lokasi itu untuk mencari keluarga mereka. Ledakan itu terjadi di tengah-tengah ketegangan yang tinggi di Lebanon yang dilanda sejumlah pembunuhan politik dalam dua tahun belakangan ini yang menewaskan beberapa anggota parlemen anti Suriah dan politisi. Pada hari Selasa satu sidang parlemen akan memilih panglima militer sementara pemilihan presiden Lebanon ditunda untuk kedelapan kali , di tengah-tengah tarik menarik antara para politisi dan kekuatiran bahwa pemungutan suara itu bisa ditunda sampai Maret. Konflik antara kelompok-kelompok pro dan kontra Suriah merupakan krisis politik terburuk Lebanon sejak berakhirnya perang saudara tahun 1975-1990 dan ada kekuatiran bahwa hal itu bisa melebar pada aksi kekerasan. Lebanon tanpa presiden sejak Lahoud mengakhiri masa jabatannya 23 Nopember. Koalisi yang memerintah dan oposisi sepakat untuk memberikan jabatan itu pada Jenderal Sleiman , tetapi mereka bertikai menyangkut bagaimana mengamendemen konstitusi untuk memungkinkan pemilihan dia dan menyangkut susunan kabinet baru.(*)