Harga bawang putih di Palembang masih tinggi
12 Mei 2019 16:31 WIB
Arsip - Sejumlah pekerja menata bawang putih (allium sativum) ke dalam kantong plastik untuk ditimbang. (FOTO ANTARA/ANIS EFIZUDIN) (.)
Palembang (ANTARA) - Harga bawang putih di Palembang, Sumatera Selatan masih tinggi di pasar tradisional pada kisaran Rp50.000-Rp60.000 per kilogram meski operasi pasar sudah dilakukan dengan memasukkan sekitar 20 ton produk impor dalam dua pekan terakhir.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Palembang Hardayani di Palembang, Minggu, mengatakan, pemerintah sedang berupaya menurunkan harga bawang putih tersebut karena pada awal Ramadhan sempat di kisaran Rp90.000 per kilogram.
“Operasi pasar sudah dilakukan beberapa kali dengan hanya menjual Rp22.500 per kilogram ke pedagang pengecer. Mereka hanya diperbolehkan menjual Rp30.000 per kilogram,” kata Hardayani.
Menurut Hardayani, penurunan harga bawang putih di Palembang relatif lebih baik jika dibandingkan kota-kota lain di Indonesia
"Kemarin saya sempat ke pasar Tebet, Jakarta harga bawang putih di sana Rp80.000 per kilogram,” kata dia.
Ia optimistis harga bawang putih itu segera turun, apalagi di sentra bawang putih di Brebes sudah memasuki masa panen sehingga akan menambah pasokan di pasar.
Ketika ditanya mengapa operasi pasar yang dilakukan kurang efektif dalam menekan harga, Hardayani mengakui bahwa pelaksanaannya kurang maksimal karena masih banyak pedagang yang menjual dengan Rp50.000 per kilogram.
"Pengawasan sudah kami lakukan. Saat monitor, pedagang jual Rp50.000 per kilogram. Kami juga memaklumi karena saat ini stok sedikit sedangkan permintaan banyak," kata dia.
Irjen Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengatakan penurunan harga bawang di Palembang tergolong signifikan dibandingkan kota-kota lain meski disadari harganya masih tergolong tinggi.
"Seminggu sebelumnya kan di kisaran Rp78.000. Sekarang sudah di kisaran Rp50.000," kata dia.
Ia mengharapkan masyarakat untuk bijak dalam berbelanja dengan tidak menyetok bawang putih karena produk impor bawang putih telah membanjiri pasar-pasar tradisional di Tanah Air.
"Jika terjadi penurunan permintaan dari konsumen maka akan berdampak pada penurunan harga," kata dia.
Sejauh ini pemerintah mengeluarkan persetujuan impor 115.000 ton ke 8 eksportir yang barangnya secara bertahap telah tiba di Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan hingga beberapa bulan ke depan karena kuota impor 2019 sebanyak 520.000 ton.
Ratusan ton bawang putih ini secepatnya akan dikirim ke pasar-pasar tradisional untuk memenuhi gudang-gudang distributor yang mulai kosong.
Selain itu, juga akan dilakukan Operasi Pasar dengan khusus menyasar pedagang-pedagang pengecer dengan ketentuan mereka harus menjual Rp30.000/kg karena membeli ke pemerintah hanya Rp22.500/kg.
Ketika ditanya penyebab kenaikan harga bawang putih ini, Srie mengatakan salah satunya karena kebutuhan bawang putih periode Januari-April 2019 ternyata tidak bisa ditutupi oleh kelebihan pasokan impor tahun lalu.
Tahun lalu, pemerintah mengimpor 450.000 ton bawang putih dan ternyata ada kelebihan. Kelebihan itu, diperkirakan pemerintah dapat mencukupi kebutuhan Januari hingga April 2019, namun ternyata para distributor besar tidak menginginkan gudang-gudangnya kosong sehingga tidak semuanya dilepas ke pasar.
Baca juga: "Si Amoi" bawang putih yang menghebohkan
Kepala Dinas Perdagangan Kota Palembang Hardayani di Palembang, Minggu, mengatakan, pemerintah sedang berupaya menurunkan harga bawang putih tersebut karena pada awal Ramadhan sempat di kisaran Rp90.000 per kilogram.
“Operasi pasar sudah dilakukan beberapa kali dengan hanya menjual Rp22.500 per kilogram ke pedagang pengecer. Mereka hanya diperbolehkan menjual Rp30.000 per kilogram,” kata Hardayani.
Menurut Hardayani, penurunan harga bawang putih di Palembang relatif lebih baik jika dibandingkan kota-kota lain di Indonesia
"Kemarin saya sempat ke pasar Tebet, Jakarta harga bawang putih di sana Rp80.000 per kilogram,” kata dia.
Ia optimistis harga bawang putih itu segera turun, apalagi di sentra bawang putih di Brebes sudah memasuki masa panen sehingga akan menambah pasokan di pasar.
Ketika ditanya mengapa operasi pasar yang dilakukan kurang efektif dalam menekan harga, Hardayani mengakui bahwa pelaksanaannya kurang maksimal karena masih banyak pedagang yang menjual dengan Rp50.000 per kilogram.
"Pengawasan sudah kami lakukan. Saat monitor, pedagang jual Rp50.000 per kilogram. Kami juga memaklumi karena saat ini stok sedikit sedangkan permintaan banyak," kata dia.
Irjen Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengatakan penurunan harga bawang di Palembang tergolong signifikan dibandingkan kota-kota lain meski disadari harganya masih tergolong tinggi.
"Seminggu sebelumnya kan di kisaran Rp78.000. Sekarang sudah di kisaran Rp50.000," kata dia.
Ia mengharapkan masyarakat untuk bijak dalam berbelanja dengan tidak menyetok bawang putih karena produk impor bawang putih telah membanjiri pasar-pasar tradisional di Tanah Air.
"Jika terjadi penurunan permintaan dari konsumen maka akan berdampak pada penurunan harga," kata dia.
Sejauh ini pemerintah mengeluarkan persetujuan impor 115.000 ton ke 8 eksportir yang barangnya secara bertahap telah tiba di Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan hingga beberapa bulan ke depan karena kuota impor 2019 sebanyak 520.000 ton.
Ratusan ton bawang putih ini secepatnya akan dikirim ke pasar-pasar tradisional untuk memenuhi gudang-gudang distributor yang mulai kosong.
Selain itu, juga akan dilakukan Operasi Pasar dengan khusus menyasar pedagang-pedagang pengecer dengan ketentuan mereka harus menjual Rp30.000/kg karena membeli ke pemerintah hanya Rp22.500/kg.
Ketika ditanya penyebab kenaikan harga bawang putih ini, Srie mengatakan salah satunya karena kebutuhan bawang putih periode Januari-April 2019 ternyata tidak bisa ditutupi oleh kelebihan pasokan impor tahun lalu.
Tahun lalu, pemerintah mengimpor 450.000 ton bawang putih dan ternyata ada kelebihan. Kelebihan itu, diperkirakan pemerintah dapat mencukupi kebutuhan Januari hingga April 2019, namun ternyata para distributor besar tidak menginginkan gudang-gudangnya kosong sehingga tidak semuanya dilepas ke pasar.
Baca juga: "Si Amoi" bawang putih yang menghebohkan
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: