Medan (ANTARA News) - PT Angkasa Pura II menderita kerugian sekitar Rp8 miliar rupiah, akibat musibah kebakaran yang menghaguskan terminal keberangkatan domestik beserta isinya yang terjadi pada awal Desember lalu. "Setelah diinventarisir dalam beberapa hari terhadap peralatan dan fasilitas yang kita miliki, pihak kami saja mengalami kerugian sekitar Rp8 miliar," kata Kepala Cabang PT Angkasa Pura Bandara Polonia Medan, Alexius Kismoyo, usai menerima kunjungan anggota Komisi V DPR RI beserta rombongan di bandara itu, Selasa. Dia menjelaskan, kerugian itu meliputi fasilitas "x-ray", jaringan komputer dan monitor, fasilitas telekomunikasi, "tv display" dan peralatan penunjang lainnya. "Peralatan penunjang yang berfungsi sebagai prasarana dan sarana transportasi udara semuanya habis terbakar. Namun jumlah kerugian kita itu belum termasuk kerugian yang dialami konsesioner, baik pedagang maupun maskapai," katanya. Sedikitnya, terdapat sebanyak 54 konsesi di terminal keberangkatan domestik bandara yang ikut terbakar dan sebagian besar dari jumlah tersebut, digunakan konsesisioner untuk berdagang makanan dan minuman. Sebelumnya, sejumlah konsesioner yang berjualan makanan dan minuman mengaku, akibat kebakaran itu barang dagangan mereka hangus terbakar, sehingga kerugian ditaksir mulai dari Rp50 juta hingga ratusan juta rupiah. "Kerugian kami perkirakan sekitar Rp300 juta, termasuk investasi tiga unit lemari es dangan nilai total Rp60 juta. Selain itu, sehari sebelum terjadinya musibah kebakaran, kami baru belanja dan menyetok barang dagangan," kata pengguna konsesi CV Trikartika Sukses, Tomy. Sementara itu, sejumlah maskapai yang juga menjadi pengguna konsesi hingga kini masih menghitung kerugian. "Kerugian masih dihitung, namun data aset yang ikut terbakar semuanya berada di Jakarta," kata Distrik Manager Lion Air Medan, Juli Aspita.(*)