Badung (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, Bali, mencanangkan Gerakan Badung Sehat pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Garba Sari) untuk mencegah stunting atau lambat pertumbuhan pada anak di wilayah tersebut.

"Ini adalah tugas pemerintah juga untuk menjaga masyarakatnya hidup sehat dan layak, oleh karena itu kami mencanangkan gerakan ini,” ujar Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, di Desa Kekeran, Kecamatan Mengwi, Badung, Jumat.

Ia mengatakan, gerakan itu merupakan bagian dari pencegahan agar masyarakat di Kabupaten Badung tidak mengalami gizi buruk selama masa 1.000 hari kelahiran pertama.

"Gerakan ini akan dilakukan di semua desa sehingga nantinya masyarakat di Kabupaten Badung sehat dan memiliki generasi yang berkualitas dan apa yang kami cita-citakan yaitu Badung menjadi hebat bisa terwujud,” katanya.

Terkait kasus stunting di wilayah Kabupaten Badung, Bupati Giri Prasta menjelaskan, kasus stunting sangat kecil terjadi di Badung. Namun, menurutnya meskipun kecil, tapi hal itu harus ditekan hingga menjadi nol persen.

“Persoalannya sekarang, dari data Dinas Kesehatan, bukan stunting yang banyak, tapi bayi obesitas karena gizinya terlalu baik. Jadi kami juga perlu tangani masalah obesitas bayi sejak dini dan kami juga sudah gerakkan tim posyandu di setiap banjar di Badung,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Badung, Gede Putra Suteja mengatakan, pencanangan "Garba Sari" tersebut bertujuan untuk meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam percepatan perbaikan gizi dengan prioritas 1.000 hari pertama kehidupan untuk mencegah stunting.

"Selain mencegah stunting, ini merupakan upaya kami untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi," katanya.

Ia menambahkan, kegiatan yang menyasar enam kecamatan di Kabupaten Badung dengan 16 kelurahan serta 46 desa tersebut dapat dituntaskan pada tahun 2020 mendatang.

Baca juga: Menteri Kesehatan targetkan penurunan "stunting" berstandar WHO

Baca juga: BKKBN siapkan Rp1,3 miliar untuk cegah stunting di Papua