Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan dijadikannya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) menjadi embarkasi haji, khususnya bagi warga Jabar, akan dapat mengurangi "traffic" (kepadatan) jalan dan penerbangan di Jakarta.

Luhut yang ditemui di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Jumat, mengatakan dalam rakor yang dipimpinnya, telah diputuskan bahwa bandara yang diresmikan Juni 2018 itu akan memberangkatkan haji dan umroh tahun ini.

"Tadi kloternya lagi diatur, nanti selang sehari, aelang sehari (penerbangannya). Nanti dihitung berapa kloter yang bisa sehingga bisa berapa kabupaten yang nanti terakomodir. Ini akan bagus karena akan kurangi 'traffic' di Jakarta juga, baik pesawat maupun mobil," ungkapnya.

Luhut memimpin rakor kesiapan Bandara Kertajati untuk haji dan umrah. Rakor juga dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

"Tadi sudah dicek Menag dengan Wagub Jabar, bisa untuk manasik, pemeriksaan kesehatan, semua fasilitas bisa," katanya.

Pemerintah memutuskan embarkasi haji asal Jawa Barat tahun ini akan dipindahkan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka.

Bandara itu disiapkan untuk bisa menampung 20 kloter haji asal Jawa Barat, atau sekitar 4.000an calon jamaah haji.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan dalam rakor dibahas mengenai kemampuan penerbangan dan hotel untuk menampung para calon jamaah haji.

Menurut dia, karena letaknya kemungkinan Bandara Kertajati akan jadi embarkasi haji dan umroh khusus untuk Jawa Barat bagian timur meliputi Cirebon, Majalengka, Subang, Indramayu, Kuningan, Tasikmalaya hingga Ciamis.

Baca juga: Bandara Kertajati disiapkan bisa tampung 20 kloter haji Jabar
Baca juga: Tahun 2019, embarkasi haji Jabar pindah ke Kertajati