Aliran kebaikan Ramadhan dari dapur Masjid Istiqlal
10 Mei 2019 14:43 WIB
Umat muslim menanti waktu berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019). Masjid Istiqlal menyiapkan 2.000 - 4.000 takjil setiap hari selama Ramadhan 1440 H. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Jakarta (ANTARA) - Nasi, opor ayam, sambal, kurma, pisang serta air mineral dihidangkan kepada orang-orang yang berada di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (8/5) petang.
Saat waktu berbuka puasa tiba, ribuan warga yang duduk bersila saling berhadapan di lantai dua pelataran masjid menyantap makanan itu setelah berdoa. Demikian pula Andika Pamungkas (21), yang sengaja mampir ke Istiqlal supaya bisa ikut berbuka puasa bersama sebelum pulang ke Tangerang Selatan.
"Saya mau pulang ke BSD, Tangerang Selatan, jadi sekalian berbuka puasa di Istiqlal," kata Andika, mahasiswa yang sejak dua tahun lalu sering ikut buka puasa di Istiqlal saat Ramadhan.
Menurut Koordinator Pengadaan Takjil Koperasi Istiqlal Hasanuddin setiap Senin-Kamis masjid menyiapkan 3.500 kotak makanan untuk berbuka puasa dan 4.500 hingga 5.000 kotak makanan pada Jumat-Minggu.
Selain makanan yang disalurkan langsung oleh para donatur pada saat berbuka puasa, penyediaan makanan buka puasa untuk jamaah Masjid Istiqlal dilakukan oleh tujuh perusahaan katering dan koperasi masjid.
Koperasi Istiqlal mendapat tugas menyediakan 500 kotak makanan buka puasa setiap hari, dan menyiapkan dana Rp8 juta untuk keperluan itu.
Setiap hari 12 orang bekerja menyiapkan makanan berbuka puasa tersebut, termasuk memasak 75 kilogram beras, 25 kilogram daging ayam dan daging sapi, serta sayur-sayuran. Penyiapan makanan melibatkan tiga koki, dua asisten, dan tujuh petugas pengemas.
Di antara orang-orang yang bekerja di dapur, ada Abbas, pegawai di Koperasi asal Cisarua, Bogor, yang menganggap pekerjaannya sebagai bagian dari ibadah.
Abbas dan rekan-rekannya memasak di dapur kantin Masjid Istiqlal sekitar pukul 08.00 hingga 14.00 WIB.
Kesibukan Dapur
Pada hari pertama puasa Ramadhan, Senin (6/5), juru masak sibuk menyiapkan hidangan buka puasa di dapur kantin masjid. Mereka memasak ayam goreng, rendang daging, telor ayam, tempe dan tahu goreng, perkedel, sayur kacang dan buncis, serta sambal.
Empat wajan berukuran besar digunakan untuk menggoreng daging dan memasak sayur. Selain itu ada tiga dandang besar untuk menanak nasi.
Abbas dan Astri, koki lainnya, berulang kali mengaduk daging ayam yang sudah dicampur bumbu. Daging ayam itu kemudian digoreng.
"Saya sudah tahu takarannya, jadi tidak membatalkan puasa," kata Abbas.
Sementara beberapa orang lainnya memotong wortel, buncis dan kacang panjang, serta mengiris bawang, cabai dan tomat. Mereka bekerja di tengah udara yang menebarkan aroma masakan di dapur kecil itu.
Setelah semua makanan masak dan kotak makanan siap, petugas bagian pengemasan memasukkan nasi, lauk, sayur, sambal, buah, kurma, dan air mineral ke dalam kotak.
Kotak-kotak berisi makanan itu kemudian diangkut ke masjid untuk dibagikan kepada jamaah bersama dengan makanan-makanan lain yang disiapkan oleh tujuh perusahaan jasa boga.
Abbas dan kawan-kawannya berharap bisa mengalirkan kebaikan lewat kotak-kotak berisi makanan itu.
Baca juga: Warga padati Istiqlal saat berbuka puasa Ramadhan hari pertama
Saat waktu berbuka puasa tiba, ribuan warga yang duduk bersila saling berhadapan di lantai dua pelataran masjid menyantap makanan itu setelah berdoa. Demikian pula Andika Pamungkas (21), yang sengaja mampir ke Istiqlal supaya bisa ikut berbuka puasa bersama sebelum pulang ke Tangerang Selatan.
"Saya mau pulang ke BSD, Tangerang Selatan, jadi sekalian berbuka puasa di Istiqlal," kata Andika, mahasiswa yang sejak dua tahun lalu sering ikut buka puasa di Istiqlal saat Ramadhan.
Menurut Koordinator Pengadaan Takjil Koperasi Istiqlal Hasanuddin setiap Senin-Kamis masjid menyiapkan 3.500 kotak makanan untuk berbuka puasa dan 4.500 hingga 5.000 kotak makanan pada Jumat-Minggu.
Selain makanan yang disalurkan langsung oleh para donatur pada saat berbuka puasa, penyediaan makanan buka puasa untuk jamaah Masjid Istiqlal dilakukan oleh tujuh perusahaan katering dan koperasi masjid.
Koperasi Istiqlal mendapat tugas menyediakan 500 kotak makanan buka puasa setiap hari, dan menyiapkan dana Rp8 juta untuk keperluan itu.
Setiap hari 12 orang bekerja menyiapkan makanan berbuka puasa tersebut, termasuk memasak 75 kilogram beras, 25 kilogram daging ayam dan daging sapi, serta sayur-sayuran. Penyiapan makanan melibatkan tiga koki, dua asisten, dan tujuh petugas pengemas.
Di antara orang-orang yang bekerja di dapur, ada Abbas, pegawai di Koperasi asal Cisarua, Bogor, yang menganggap pekerjaannya sebagai bagian dari ibadah.
Abbas dan rekan-rekannya memasak di dapur kantin Masjid Istiqlal sekitar pukul 08.00 hingga 14.00 WIB.
Kesibukan Dapur
Pada hari pertama puasa Ramadhan, Senin (6/5), juru masak sibuk menyiapkan hidangan buka puasa di dapur kantin masjid. Mereka memasak ayam goreng, rendang daging, telor ayam, tempe dan tahu goreng, perkedel, sayur kacang dan buncis, serta sambal.
Empat wajan berukuran besar digunakan untuk menggoreng daging dan memasak sayur. Selain itu ada tiga dandang besar untuk menanak nasi.
Abbas dan Astri, koki lainnya, berulang kali mengaduk daging ayam yang sudah dicampur bumbu. Daging ayam itu kemudian digoreng.
"Saya sudah tahu takarannya, jadi tidak membatalkan puasa," kata Abbas.
Sementara beberapa orang lainnya memotong wortel, buncis dan kacang panjang, serta mengiris bawang, cabai dan tomat. Mereka bekerja di tengah udara yang menebarkan aroma masakan di dapur kecil itu.
Setelah semua makanan masak dan kotak makanan siap, petugas bagian pengemasan memasukkan nasi, lauk, sayur, sambal, buah, kurma, dan air mineral ke dalam kotak.
Kotak-kotak berisi makanan itu kemudian diangkut ke masjid untuk dibagikan kepada jamaah bersama dengan makanan-makanan lain yang disiapkan oleh tujuh perusahaan jasa boga.
Abbas dan kawan-kawannya berharap bisa mengalirkan kebaikan lewat kotak-kotak berisi makanan itu.
Baca juga: Warga padati Istiqlal saat berbuka puasa Ramadhan hari pertama
Pewarta: Virna P Setyorini/Dewa Wiguna
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: