Jumlah penumpang pesawat di Riau saat mudik diperkirakan anjlok
10 Mei 2019 10:52 WIB
Illustrasi: Suasana ruang masuk keberangkatan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau, Selasa (21/1/2019). Selama periode 1 Januari hingga 21 Januari 2019 sebanyak 433 penerbangan dari dan menuju Bandara SSK II Pekanbaru dibatalkan akibat jumlah penumpang menurun drastis terkena imbas mahalnya harga tiket pesawat. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/pras.
Pekanbaru (ANTARA) - PT Angkasa Pura II selaku otoritas pengelola Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) di Kota Pekanbaru memprediksi jumlah penumpang pesawat pada masa mudik Lebaran pada tahun ini akan menurun drastis karena pengaruh harga tiket yang hingga kini bertahan mahal.
"Kami berharap harga tiket jelang angkutan Lebaran ini setidak-tidaknya bisa kembali normal," kata Executive General Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait, di Pekanbaru, Riau, Jumat.
Sejak awal tahun 2019 harga tiket bertahan mahal meski Menteri Perhubungan Budi Karya berulang kali meminta perusahaan-perusahaan maskapai penerbangan menurunkan harga. Dampak di Bandara Pekanbaru sangat terasa karena jumlah penumpang turun berkisar 28-30 persen.
Sebagai contoh, harga tiket rute Pekanbaru-Jakarta naik dua kali lipat dari normal yang kini masih di atas Rp1 juta per orang. "Harga tiket sekarang sudah sama dengan harga tiket Lebaran," katanya.
Dengan kondisi itu, Jaya Tahoma mengatakan jumlah pemudik pesawat hanya akan meningkat berkisar 6-8 persen dari kondisi saat ini. Sementara pada Idul Fitri tahun lalu peningkatan jumlah penumpang pesawat sekitar sembilan persen.
"Selama tak ada perubahan harga tiket, paling kenaikan penumpang 6-8 persen dari kondisi saat ini. Tahun lalu Lebaran 2018 ada sembilan persen naik, sekarang (penumpang) turun 28 persen. Kalau pun naik nanti, masih turun dibandingkan tahun lalu," katanya.
Jumlah penerbangan sebenarnya juga terkena dampak karena frekuensi penerbangan datang dan pergi ke Pekanbaru berkurang 28 penerbangan dalam sehari.
Penerbangan internasional juga lesu karena maskapai Air Asia membatalkan penerbangan ke Kuala Lumpur, Malaysia, sejak 7 hingga 23 Mei 2019.
Sebelumnya, Jaya Tahoma mengatakan dampak harga tiket mahal juga mengakibatkan kerugian bagi Angkasa Pura II sekitar Rp3 miliar dalam sebulan.
"Kami berharap harga tiket jelang angkutan Lebaran ini setidak-tidaknya bisa kembali normal," kata Executive General Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait, di Pekanbaru, Riau, Jumat.
Sejak awal tahun 2019 harga tiket bertahan mahal meski Menteri Perhubungan Budi Karya berulang kali meminta perusahaan-perusahaan maskapai penerbangan menurunkan harga. Dampak di Bandara Pekanbaru sangat terasa karena jumlah penumpang turun berkisar 28-30 persen.
Sebagai contoh, harga tiket rute Pekanbaru-Jakarta naik dua kali lipat dari normal yang kini masih di atas Rp1 juta per orang. "Harga tiket sekarang sudah sama dengan harga tiket Lebaran," katanya.
Dengan kondisi itu, Jaya Tahoma mengatakan jumlah pemudik pesawat hanya akan meningkat berkisar 6-8 persen dari kondisi saat ini. Sementara pada Idul Fitri tahun lalu peningkatan jumlah penumpang pesawat sekitar sembilan persen.
"Selama tak ada perubahan harga tiket, paling kenaikan penumpang 6-8 persen dari kondisi saat ini. Tahun lalu Lebaran 2018 ada sembilan persen naik, sekarang (penumpang) turun 28 persen. Kalau pun naik nanti, masih turun dibandingkan tahun lalu," katanya.
Jumlah penerbangan sebenarnya juga terkena dampak karena frekuensi penerbangan datang dan pergi ke Pekanbaru berkurang 28 penerbangan dalam sehari.
Penerbangan internasional juga lesu karena maskapai Air Asia membatalkan penerbangan ke Kuala Lumpur, Malaysia, sejak 7 hingga 23 Mei 2019.
Sebelumnya, Jaya Tahoma mengatakan dampak harga tiket mahal juga mengakibatkan kerugian bagi Angkasa Pura II sekitar Rp3 miliar dalam sebulan.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: