New York (ANTARA) - Yen Jepang melonjak ke tingkat tertinggi tiga bulan terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan franc Swiss berada di tingkat tertinggi tiga minggu, karena investor mencari mata uang safe-haven, khawatir konflik perdagangan Amerika Serikat (AS)-China kian meningkat.

Perundingan dua hari dimulai di Washington pada Kamis (9/5/2019) dan para pedagang menunggu untuk melihat apakah para pejabat China dan Amerika Serikat dapat mencapai kesepakatan untuk mencegah kenaikan tarif AS.

"Berita utama yang mendominasi minggu ini benar-benar tentang perdagangan," kata Minh Trang, pedagang valuta asing senior di Silicon Valley Bank, dan "pedagang bergerak menuju mata uang safe-haven dan mereka memarkir dananya di sana."

Mata uang bergerak minggu ini sebagai tanggapan terhadap perkembangan perdagangan terbaru telah cukup diredam, tetapi lompatan pada Kamis (10/5/2019) dalam yen Jepang dan franc Swiss - yang cenderung menarik permintaan di saat terjadi perselisihan - menunjukkan bahwa investor mulai gugup.

Yen menguat 0,35 persen pada tengah malam, setelah memangkas sebagian kenaikannya menjadi diperdagangkan pada 109,7 yen terhadap dolar AS. Dolar AS dibeli 1,015 franc Swiss, meskipun pada hari sebelumnya diperdagangkan di 1,013 franc, terlemah sejak 18 April. Beberapa investor memperkirakan kedua mata uang safe havens lebih lanjut akan menguat.

Baca juga: Kurs dolar terendah 6-minggu terhadap yen, tunggu perundingan dagang

"Pasar valuta asing masih perlu mengejar ketinggalan. Kami tentu saja belum melihat pergerakan volatil yang kami perkirakan dalam skenario seperti ini," kata Kepala Strategi Mata Uang Oanda, Dean Popplewell.

"Permainan penghindaran risiko ke mata uang seperti Swiss atau yen - reli sebenarnya dalam mata uang tersebut masih memiliki beberapa cara untuk mencapai harga penuh dalam perang dagang."

Korban utama adalah dolar Australia, proksi prospek ekonomi China, dolar AS, dan yuan China di luar negeri. Baca juga: Kurs yuan menguat jadi 6,7665 terhadap dolar AS

Indeks dolar turun 0,21 persen, terakhir di 97,415. Yuan jatuh ke level terendah empat bulan di 6,863 terhadap dolar AS, tetapi terakhir turun 0,43 persen menjadi 6,837.

"Yuan China benar-benar mata uang paling penting di dunia," kata Analis Societe Generale, Kit Juckes. "Ini bukan yang paling banyak diperdagangkan tetapi merupakan jangkar stabilitas untuk semua pasar dan jika jangkar itu copot, itu akan menyebabkan dolar dan yen lebih tinggi."

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Kamis (9/5/2019) bahwa ia mengambil langkah-langkah untuk mengesahkan tarif baru terhadap 325 miliar dolar AS produk impor dari China, ketika para pejabat bersiap untuk pembicaraan terakhir guna menghindari eskalasi perang dagang yang mengancam akan menggelincirkan ekonomi global. Demikian laporan yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Analis: Rupiah cenderung melemah seiring memanasnya perang dagang

Baca juga: Analis: IHSG melemah dipicu dampak AS naikkan tarif impor barang China

Baca juga: Bursa saham Spanyol merosot, Indeks IBEX-35 ditutup jatuh 1,43 persen