Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan perguruan tinggi (PT) hendaknya jangan hanya sekadar menghasilkan tenaga ahli, tetapi tidak diserap dunia industri.

"Perguruan tinggi harus menghasilkan tenaga kerja profesional pada bidangnya, terutama pendidikan vokasi," katanya di Jakarta, Kamis.

Nasir menjelaskan saat ini banyak perguruan tinggi yang bekerja tidak pada bidangnya atau tidak relevan dengan latar belakang pendidikan. Hal itu menjadi masalah baru terkait dengan penyiapan sumber daya manusia (SDM).

"Untuk pendidikan akademik, mahasiswanya melakukan riset yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini pula yang akan menaikkan daya saing bangsa," tambahnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menambahkan perlunya kurikulum perguruan tinggi yang selaras dengan industri sehingga lulusan yang dihasilkan benar-benar diserap industri.

"Belum semua perguruan tinggi belum melakukan harmonisasi dengan industri. Ini perlu dibangun," katanya.

Kemenristekdikti juga membuat sejumlah kebijakan agar lulusan bisa diserap industri. Kebijakan tersebut seperti tenaga dosen politeknik yang sebelumnya harus S2, maka untuk politeknik ke depan 50 persen staf pengajarnya mesti dari dunia industri.

"Tidak kami sarankan untuk ambil pascasarjana dulu, tapi harus ahli di bidangnya," katanya.

Dengan demikian, Nasir berharap bisa meningkatkan kompetensi lulusan perguruan tinggi sehingga dapat langsung diserap oleh industri sehingga tidak ada lagi yang namanya pengangguran terdidik.

Baca juga: Menristekdikti minta kualitas pendidikan vokasi ditingkatkan

Baca juga: Menteri Nasir khawatir peningkatan pengangguran berpendidikan

Baca juga: Mendikbud: Lulusan sarjana saat ini pelaku bonus demografi