BBPOM Bandung menemukan boraks pada cendol yang dijual untuk takjil
9 Mei 2019 20:26 WIB
Kepala BBPOM Bandung, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa (kiri) menunjukan sampel makanan mengandung boraks di Simpang Dago, Kota Bandung, Kamis (9/5/2019). (Bagus Ahmad Rizaldi)
Bandung (ANTARA) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung menemukan satu jenis takjil yang dijual mengandung boraks pada saat sidak di kawasan Dago, Kota Bandung, Kamis.
Kepala BBPOM Bandung, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa mengatakan telah melakukan pengujian zat berbahaya pada 25 jenis sampel makanan dan minuman pada saat sidak tersebut.
"Melalui uji cepat menggunakan mobil laboratorium kami temukan satu pedagang menggunakan boraks, produknya cincau," kata Gusti.
Dia menjelaskan kegiatan tersebut merupakan bagian identifikasi pengawasan pangan saat bulan Ramadhan dan menjelang lebaran. Sebelumnya, kata dia, pihaknya telah melakukan kegiatan tersebut dari dua hari menjelang bulan Ramadhan.
"Tentu kami intensifkan jelang hari raya dan secara khusus kami mengawasi takjil dimana maraknya dijual menjelang buka puasa," kata dia.
Selain itu pihaknya telah mengeluarkan surat edaran terkait larangan untuk menjual produk yang menggunakan bahan berbahaya dan kadaluarsa.
"Termasuk parsel (jika memiliki bahan berbahaya) itu tidak boleh di edarkan," katanya.
Dengan temuan tersebut, dia berharap agar masyarakat lebih mencermati makanan atau jajanan dengan mengenali makanan yang memiliki warna yang mencolok dan kekenyalannya. Karena menurutnya makanan tersebut rentan mengandung zat berbahaya.
"Misalnya bakso mudah rapuh itu lebih aman dan kalau sebaliknya, perlu di curigai penggunaan bahan tersebut," katanya.
Kepala BBPOM Bandung, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa mengatakan telah melakukan pengujian zat berbahaya pada 25 jenis sampel makanan dan minuman pada saat sidak tersebut.
"Melalui uji cepat menggunakan mobil laboratorium kami temukan satu pedagang menggunakan boraks, produknya cincau," kata Gusti.
Dia menjelaskan kegiatan tersebut merupakan bagian identifikasi pengawasan pangan saat bulan Ramadhan dan menjelang lebaran. Sebelumnya, kata dia, pihaknya telah melakukan kegiatan tersebut dari dua hari menjelang bulan Ramadhan.
"Tentu kami intensifkan jelang hari raya dan secara khusus kami mengawasi takjil dimana maraknya dijual menjelang buka puasa," kata dia.
Selain itu pihaknya telah mengeluarkan surat edaran terkait larangan untuk menjual produk yang menggunakan bahan berbahaya dan kadaluarsa.
"Termasuk parsel (jika memiliki bahan berbahaya) itu tidak boleh di edarkan," katanya.
Dengan temuan tersebut, dia berharap agar masyarakat lebih mencermati makanan atau jajanan dengan mengenali makanan yang memiliki warna yang mencolok dan kekenyalannya. Karena menurutnya makanan tersebut rentan mengandung zat berbahaya.
"Misalnya bakso mudah rapuh itu lebih aman dan kalau sebaliknya, perlu di curigai penggunaan bahan tersebut," katanya.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: