Jakarta (ANTARA) - PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyebut investor kemungkinan masih menunggu momentum 22 Mei mendatang, yaitu saat KPU mengumumkan hasil resmi Pemilu 2019, untuk bisa menentukan sikap atas rencana divestasi tol yang ditawarkan BUMN tersebut.

Direktur Utama Waskita I Gusti Ngurah Putra seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2018 di Jakarta, Kamis, mengatakan faktor lain yang membuat proses penjualan tol belum juga rampung adalah uji tuntas yang masih memakan waktu.

"Kita ketahui tol itu investasinya luar biasa besar, perlu waktu bagi investor untuk melakukan due diligence (uji tuntas) atas tol yang kita punya. Atau investor masih menunggu agenda politik kita. Setelah 22 Mei mungkin ada yang lebih jelas," jelasnya.

Waskita berencana untuk menjual sebanyak 18 ruas tol yang telah selesai masa konstruksi. Aksi tersebut dilakukan agar perseroan bisa melanjutkan investasi infrastruktur lainnya.

Menurut Putra, strategi perseroan dalam investasi tol adalah sebagai pengembang, bukan sebagai operator.

"Sama halnya seperti membangun apartemen, apartemen dibangun kemudian dijual. Demikian juga tol, kita tidak inginkan jadi operator, kita akan cari hasil investasi sehingga kalau tidak divestasi maka kami tidak bisa menjaga pertumbuhan ke depan," ungkapnya.

Baca juga: Waskita Karya bagikan dividen 2018 Rp990,7 miliar