Wagub NTB pantau harga kebutuhan pokok di pasar
9 Mei 2019 14:37 WIB
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah (kiri) didampingi Kepala Dinas Perdagangan NTB Hj Putu Selly Andayani saat memantau harga-harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram, Kamis (9/5). ANTARA/Nur Imansyah/aa
Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Hj Sitti Rohmi Djalilah melakukan pemantauan langsung harga kebutuhan pokok di pasar Kebon Roek dan Pasar Mandalika, Kota Mataram, Kamis.
Pantauan ini dilakukan untuk memastikan harga-harga di pasaran tetap stabil. Seperti diketahui, di bulan Ramadhan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri, biasanya ada kenaikan harga kebutuhan pokok. Hal ini terjadi karena meningkatnya permintaan masyarakat.
"Alhamdulilllah hasilnya cukup menggembirakan dari sisi harga. Misalkan, bawang putih yang kita khawatirkan di angka Rp60 hingga Rp70 ribu, sekarang ada di kisaran Rp40 ribu rupiah. Kemudian, bawang merah juga stabil, malah tadi kita lihat ada yang sampai Rp13 ribu," ungkap Wagub.
Wagub mengungkapkan, masalah daging juga menjadi fokus pada kunjungan kali ini. Wagub mengindikasikan ada pengemasan daging impor dicampur dengan daging lokal.
"Itu yang kita khawatirkan, untuk itu kita juga sempatkan berkunjung kesini, ke distributor daging milik CV 88 di Turida. Idealnya daging impor itu sampai ke tangan konsumen dalam kondisi beku. Sedangkan tadi kita temui di pasar, ada yang dijual dalam kondisi yang sama dengan daging lokal. Artinya sudah cair," terangnya.
"Jika dagingnya sudah lama kan berbahaya. Kami juga sudah minta ke distributor daging untuk menjual harus disiapkan juga coolbox. Nantikan akan terus di pantau oleh Bu Sally dari dinas Perdagangan," tambah Wagub.
Lebih jauh Wagub menyatakan, harga daging lokal dan impor yang ia temui perbedaannya cukup jauh dan kebanyakan masyarakat tidak bisa membedakan. Antara daging lokal dikisaran harga Rp135 ribu sedangkan daging impor dikisaran Rp80 ribuan.
"Jangan sampai masyarakat tidak tahu," tegasnya.
Karena itu, Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub NTB berharap para penjual jangan sampai merugikan pembeli dan masyarakat NTB.
"Mudah-mudahan dengan kita turun kepasar, para pedagang di pasar bisa menjual daging sesuai dengan harganya. Kita tidak ingin para penjual menyamakan harganya dengan daging lokal. Masyarakat jangan sampai dirugikan. Karena kita ingin menyelamatkan perekonomian juga," katanya.
Baca juga: Satuan Tugas Pangan NTB pantau stabilitas harga pasar
Baca juga: Bulog siap bangun pasar induk di NTB
Pantauan ini dilakukan untuk memastikan harga-harga di pasaran tetap stabil. Seperti diketahui, di bulan Ramadhan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri, biasanya ada kenaikan harga kebutuhan pokok. Hal ini terjadi karena meningkatnya permintaan masyarakat.
"Alhamdulilllah hasilnya cukup menggembirakan dari sisi harga. Misalkan, bawang putih yang kita khawatirkan di angka Rp60 hingga Rp70 ribu, sekarang ada di kisaran Rp40 ribu rupiah. Kemudian, bawang merah juga stabil, malah tadi kita lihat ada yang sampai Rp13 ribu," ungkap Wagub.
Wagub mengungkapkan, masalah daging juga menjadi fokus pada kunjungan kali ini. Wagub mengindikasikan ada pengemasan daging impor dicampur dengan daging lokal.
"Itu yang kita khawatirkan, untuk itu kita juga sempatkan berkunjung kesini, ke distributor daging milik CV 88 di Turida. Idealnya daging impor itu sampai ke tangan konsumen dalam kondisi beku. Sedangkan tadi kita temui di pasar, ada yang dijual dalam kondisi yang sama dengan daging lokal. Artinya sudah cair," terangnya.
"Jika dagingnya sudah lama kan berbahaya. Kami juga sudah minta ke distributor daging untuk menjual harus disiapkan juga coolbox. Nantikan akan terus di pantau oleh Bu Sally dari dinas Perdagangan," tambah Wagub.
Lebih jauh Wagub menyatakan, harga daging lokal dan impor yang ia temui perbedaannya cukup jauh dan kebanyakan masyarakat tidak bisa membedakan. Antara daging lokal dikisaran harga Rp135 ribu sedangkan daging impor dikisaran Rp80 ribuan.
"Jangan sampai masyarakat tidak tahu," tegasnya.
Karena itu, Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub NTB berharap para penjual jangan sampai merugikan pembeli dan masyarakat NTB.
"Mudah-mudahan dengan kita turun kepasar, para pedagang di pasar bisa menjual daging sesuai dengan harganya. Kita tidak ingin para penjual menyamakan harganya dengan daging lokal. Masyarakat jangan sampai dirugikan. Karena kita ingin menyelamatkan perekonomian juga," katanya.
Baca juga: Satuan Tugas Pangan NTB pantau stabilitas harga pasar
Baca juga: Bulog siap bangun pasar induk di NTB
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: