Juba (ANTARA) - Presiden Sudan Selatan pada Rabu (8/5) mengatakan pembentukan pemerintah bersatu sebaiknya ditunda hingga setahun, meskipun batas waktu ditentukan menjadi 12 Mei dalam kesepakatan damai September, yang mengakhiri perang saudara.
Presiden Salva Kiir menuturkan bahwa pemerintah tidak dapat melucuti senjata, menampung, melatih dan menggabungkan berbagai pasukan Sudan Selatan sejak kesepakatan tersebut ditandatangani. Pemerintah juga tidak dapat menolak saran dari mantan pemimpin pemberontak Riek Machar agar pemerintah baru dibentuk dalam enam bulan.
Kiir mengungkapkan bahwa penundaan tersebut dilakukan atas permintaan Machar, namun mengatakan musim hujan akan menyulitkan penyelesaian penyatuan pasukan mereka dalam waktu enam bulan.
"Daripada enam bulan, lebih baik satu tahun, karena mulai Mei hingga November akan terus turun hujan dan kita tidak dapat menggunakan mobil untuk pergi ke sejumlah lokasi," kata Kiir dalam pidatonya. "Kita dapat membentuk pemerintahan setelah April atau Mei."
Machar, saat pertemuannya dengan Paus Fransiskus bulan lalu, menyerukan penundaan enam bulan.
Sekitar 400.000 orang tewas selama perang saudara Sudan Selatan selama lima tahun, yang meletus pada 2013 antara pasukan yang setia kepada Machar - wakil presiden saat itu - dan Kiir.
Sumber: Reuters
Baca juga: Mantan pemberontak Sudan Selatan yakin pemerintah kesatuan belum siap
Baca juga: Paus Fransiskus cium kaki presiden Sudan Selatan, desak perdamaian
Presiden Sudan Selatan: pembentukan pemerintah baru sebaiknya ditunda
9 Mei 2019 11:43 WIB
Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir. (REUTERS/James Akena) (REUTERS/James Akena/)
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: