Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut (BRG) fokus mengelola gambut yang masih baik di Papua dengan memperbanyak kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk revitalisasi sosial ekonomi.

“Papua itu unik, karena gambutnya luas sekali. Sedikit lebih kecil kalau dibandingkan per pulau, tapi jika per provinsi maka paling luas. Rusaknya lebih sedikit,” kata Kepala BRG Nazir Foead di Jakarta, Rabu.

Maka, menurut Nazir, tugas BRG lebih untuk mengelola gambut yang masih baik tersebut, dengan lebih banyak melakukan pemberdayaan masyarakat. Harapannya gambut yang masih baik dapat dijaga, dan saat yang sama taraf hidup masyarakat juga membaik.

“Jadi baik sekali Presiden memberi perhatian ke gambut Papua dengan memperhatikan kondisi masyarakat dan daya dukung lingkungan agar dijaga baik,” ujar dia.

Pada kesempatan yang sama Bupati Mappi Kristosimus Agawemu mengatakan restorasi gambut di Papua, secara khusus di Mappi, diawali dengan kegiatan survei dan langkah edukasi masyarakat dan pengembangan ekonomi masyarakat dikaitkan dengan masyarakat yang menjaga hutan.

BRG, lanjutnya, menunjang upaya pemerintah kabupaten untuk mengangkat potensi lokal, dengan melakukan kegiatan restorasi di wilayah Mappi sejak 2017-2018. Sedang di 2019, progres kegiatan pendampingan terpadu dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dalam pengembangan budi daya sagu.

“Ini karena masyarakat sudah akrab dengan sagu. Harapannya nanti orang Papua tidak lagi merasa sagu akan hilang dari kehidupan mereka,” ujar Kristosimus.

Sementara itu, Kapokja Wilayah Kalimantan dan Papua BRG Rudi Priyanto mengatakan kegiatan 3R yakni rewetting, revegetasi dan revitalisasi sosial ekonomi di Papua memang lebih kepada upaya revitalisasi livelihoods.

Kegiatan BRG tersebut fokus dilakukan di Mappi dan Merauke. Untuk Mappi di 2019, progam restorasi gambut dilakukan di 15 desa dengan luasan 75 hektare (ha) untuk dijadikan demplot budi daya sagu.

Berdasarkan data BRG, gambut di kawasan lindung Papua yang menjadi target restorasi mencapai 4.514 ha, sedangkan kawasan budi daya tidak berijin mencapai 4.372 ha, untuk kawasan budi daya tidak berijin mencapai 30.353 ha. Dan untuk luas target restorasi di Papua mencapai 39.239 ha.