Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan semangat kepada salah satu keluarga petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal usai bertugas saat Pemilu 2019.

"Kamu tidak boleh merasa bersalah. Pakdemu itu sangat sayang sama kamu," kata Wali Kota Risma menyemangati keponakan almarhum petugas Linmas TPS 13 Kelurahan Airlangga Bambang Catur, Andi Tetuko saat berkunjung ke rumahnya di Jalan Gubeng Kertajaya, Rabu.

Bambang Catur merupakan petugas perlindungan masyarakat (Linmas) yang menjaga TPS 13 Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng. Almarhum meninggal pada Selasa (30/4) setelah beberapa hari terbaring di rumah. Keluarga Agus ini merupakan keluarga keenam yang sudah dikunjungi Wali Kota Risma.

Saat takziah itu, Risma ditemui oleh adik kandung almarhum Eka Wahjudi (50 tahun) dan keponakannya Andi Tetuko (23 tahun). Wali Kota Risma pun menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga ini.

Selain itu, Wali Kota Risma juga memuji usaha keponakan almarhum yang saat ini sudah memiliki tempat pencucian sepatu. Bahkan, Risma pun berkeinginan untuk menyucikan sepatunya di tempat usaha Andi itu.

"Bagus, pintar itu membantu orang tua, nanti aku tak nyucikan sepatu di sini, nanti kamu saya ajak kemana-mana, saya ajari macam-macam, biar sukses, biar Pak Dhemu senang dan bangga kepadamu," katanya.

Andi pun terlihat menganggut-anggut dan terlihat semangat. Makanya, untuk menambah semangat Andi supaya tidak terpuruk lagi, Risma berencana mendatangkan stafnya untuk menemui Andi supaya bisa membantu apa yang diperlukan oleh Andi untuk mengembangkan usahanya dan kembali semangat.

"Dia masih mencoba menerima semua ini karena masih menyudutkan diri sendiri, nanti akan saya datangkan staf untuk ngobrol apa yang dia butuhkan," katanya.

Sementara itu, keponakan almarhum, Andi Tetuko menjelaskan bahwa di TPS 13 itu bertindak sebagai Ketua KPPS, sedangkan Pak Dhenya bertugas sebagai Linmas. Selama bertugas, Pak Dhenya itu tidak pernah mengeluh kalau sakit. Almarhum juga terlihat baik-baik saja selama menjalankan tugasnya.

"Tidak pernah mengeluh kesakitan dan seolah-olah baik-baik saja, hanya bercerita kepada orang lain kalau agak sakit. Tapi ketika saya tanya, jawabnya tidak apa-apa," kata Andi.

Ia juga menjelaskan bahwa Pak Dhenya itu berpulang di usia 53 tahun setelah mengalami sakit di bagian kepalanya pada Sabtu (27/4). Sakitnya itu semakin dirasakannya setelah terpeleset di kamar mandi. Saat itu, kondisinya semakin melemah hingga Selasa (30/4) pukul 10.30 WIB. Akhirnya, almarhum tutup usia pada Selasa (30/4) dan dimakamkan di pemakaman Keputih Surabaya.

Baca juga: Risma siap kunjungi 12 keluarga KPPS Surabaya yang meninggal
Baca juga: Satu lagi petugas KPPS di Surabaya meninggal