Jakarta (ANTARA) - Petani disarankan membentuk koperasi agar memiliki daya saing usaha tinggi baik dari sisi produk, pemasaran, hingga legalitas badan hukumnya.

Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) Suroto di Jakarta, Rabu, mengatakan selama ini para petani, nelayan, petambak, peternak, dan perajin rumah tangga selalu dalam posisi menjadi korban pertama dari penurunan harga produk pertanian.

“Petani kita ketika panen datang, mereka jadi korban kejatuhan harga, ketika musim paceklik datang, mereka selalu jadi orang pertama yang harus menjadi pembeli produk yang mereka hasilkan dengan harga yang mahal,” katanya.

Ia menilai, kondisi demikian ini dikarenakan kelembagaan atau organisasi mereka yang lemah karena selama ini organisasi mereka dalam bentuk kelompok-kelompok informal sehingga tidak kuat secara hukum.

“Kondisi ini sebetulnya bisa diatasi dengan mudah. Bahkan mereka seharusnya tidak perlu lagi resah soal harga. Mereka cukup fokus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi saja. Caranya adalah dengan membangun kelembagaan kooperasi,” katanya.

Fungsi koperasi adalah untuk membiayai, menyelenggarakan asuransi, memproses, dan memasarkan semua produk mereka.

Hal itu juga akan semakin menguntungkan karena kooperasi ini dimiliki sepenuhnya oleh mereka, para petani, peternak, petambak, dan perajin.

“Perusahaan ini dikendalikan dan dikontrol oleh mereka sendiri secara demokratis satu orang satu suara, dan para profesional yang bekerja di koperasi diangkat oleh pengurus-pengurus, bukan oleh orang lain,” katanya.

Seluruh keuntungan dari bisnis yang diselenggarakan oleh koperasi dibagi bersih kepada anggotanya dengan dasar pertimbangan partisipasi modal dan volume transaksi dengan koperasi mereka.

“Koperasi ini diperkuat oleh pemerintah dengan menyalurkan modal penyertaan di koperasi mereka, fasilitasi program-program pendidikan pelatihan sesuai kebutuhan mereka, dan penelitian serius untuk pengembangan produk dan pasar mereka,” katanya.

Baca juga: Pemerintah diharapkan punya terobosan kembangkan koperasi
Baca juga: Sejumlah anggota koperasi Lombok Sejati terancam miskin