Surabaya (ANTARA) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi Indonesia wilayah Jawa Timur menolak segala bentuk upaya delegitimasi hasil pemilihan umum 2019 demi kepentingan politik golongan tertentu.

"Kita harus menjunjung tinggi demokrasi dan jangan sampai Negara dilecehkan karena kepentingan orang-orang tertentu," ujar Presiden Mahasiswa Universitas Dr Soetomo Surabaya Lucky Daniel saat berorasi di sela unjuk rasa di depan kantor KPU Jatim di Surabaya, Rabu.

Ia juga mengecam kelompok yang menebarkan rasa ketakutan di kalangan masyarakat dan berharap seluruh pihak benar-benar menjaga demokrasi.

"Polisi dan TNI jangan takut untuk mengawal demokrasi," ucap mahasiswa yang juga sekretaris jenderal BEMNUS pusat tersebut.

Pada kesempatan sama, para mahasiswa juga mendesak kepada semua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk berhenti mendeklarasikan diri sebagai pemenang sampai keluar pernyataan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

"Seluruh tim sukses capres dan cawapres juga harus mencabut ucapan selamat atas kemenangan presiden sampai keluar pernyataan resmi karena dapat membuat suasana tidak kondusif," ucapnya.

Di tempat sama, kordinator aksi, Satria Wahab juga meminta pasangan capres-cawapres serta seluruh pendukung untuk menghindari sikap saling menjatuhkan satu sama lainnya.

Mahasiswa dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu berharap agar masyarakat juga turut memerangi hoaks yang dapat memecah belah bangsa.

"Dukung penuh KPU, TNI dan Polri untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya agar tercipta Pemilu 2019 yang aman, damai dan sejuk. Utamakan azas kejujuran dan kami akan selalu menjadi garda terdepan demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.