Jakarta (ANTARA) - Pengoperasionalan transportasi Light Rail Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta masih menunggu arahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Kapan bisa dioperasionalkan secara komersil, kami masih menunggu Pemprov DKI," kata Corporate Communication PT LRT Jakarta, Melisa Suciati di Jakarta, Rabu.

Namun, ujar dia, untuk kesiapan PT LRT Jakarta telah 100 persen berdasarkan koordinasi bersama pihak PT Jakarta Propertindo selaku pengembang atau developer.

Hal itu termasuk kesiapan lima stasiun LRT Jakarta, yaitu Stasiun LRT Jakarta Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestrian dan Velodrome.




"Khusus Stasiun Pegangsaan Dua dan Depo, pengerjaan fisiknya masih sekitar 95 persen," ujar dia.

Sembari menunggu operasional LRT Jakarta oleh Pemprov DKI, pihaknya mengaku terus melakukan penyempurnaan sistem di perkeretaapian.

Hal itu meliputi persoalan tiket, perkeretaapian, listrik, jalur bangunan sistem komunikasi, fasilitas stasiun dan lain sebagainya.

"Hal ini bertujuan memberikan kenyamanan bagi penumpang saat menggunakan LRT Jakarta," kata dia.

PT LRT Jakarta telah menetapkan tarif flat sebesar Rp5.000 untuk layanan LRT koridor Kelapa Gading-Velodrome.

Penetapan tarif itu diatur berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 34/2019 tentang Tarif Angkutan Perkeretaapian Mass Rapid Transit dan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit.