Laporan dari New York
Indonesia berkomitmen tingkatkan peran perempuan jaga perdamaian
8 Mei 2019 12:55 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memimpin sidang terbuka Dewan Keamanan PBB yang membahas tentang pelatihan dan peningkatan kapasitas pasukan misi pemeliharaan perdamaian PBB di Markas PBB di New York, Amerika Serikat pada Selasa (7/5/2019). ANTARA/HO-Kemenlu RI/aa
New York, Amerika Serikat (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB menyampaikan komitmen kuat Indonesia untuk meningkatkan peran personel perempuan penjaga perdamaian (female peacekeepers) dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB.
"Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan peran penjaga perdamaian wanita," kata Menlu Retno Marsudi dalam debat terbuka DK PBB yang dilaksanakan di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, pada Selasa.
Debat Terbuka DK PBB bertema "Menabur Benih Perdamaian: Pelatihan dan Pembangunan Kapasitas untuk Meningkatkan Keselamatan dan Kinerja Pasukan Perdamaian PBB" itu diadakan dalam rangka Presidensi Indonesia di Dewan Keamanan pada Mei 2019.
Pada kesempatan itu, Menlu RI menekankan bahwa personel perempuan dalam pasukan penjaga perdamaian PBB lebih efektif untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat lokal di wilayah konflik dan perang.
"Female peacekeepers lebih efektif dalam mengikat hati masyarakat dan bisa memberi rasa nyaman bagi korban trauma karena konflik dan perang," tutur Menlu Retno.
Lebih lanjut dia menyebutkan ada bukti kuat bahwa partisipasi perempuan dalam proses perdamaian meningkatkan kemungkinan terciptanya perdamaian berkelanjutan sebesar 20 persen serta berkontribusi pada perdamaian yang lebih lama dan lebih tangguh.
"Oleh karena itu kita harus membuat pemeliharaan perdamaian lebih kondusif bagi penjaga perdamaian perempuan, dengan bekerja dalam kemitraan untuk mengatasi hambatan partisipasi perempuan yang berarti dalam pemeliharaan perdamaian, dan mengembangkan skema pelatihan khusus untuk memungkinkan personel perempuan penjaga perdamaian mengoptimalkan potensi mereka," ucap Menlu Retno.
Indonesia sampai saat ini telah mengirimkan lebih dari 100 personel perempuan pasukan perdamaian yang tersebar untuk delapan misi pemeliharaan perdamaian PBB.
Namun, selain meningkatkan peran perempuan dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB, Indonesia juga bertekad untuk terus meningkatkan peran perempuan sebagai agen perdamaian.
"Itulah sebabnya kami menyelenggarakan Pelatihan Regional Perdamaian dan Keamanan untuk Perempuan, yang berlangsung di Jakarta bulan lalu, untuk diplomat muda perempuan di wilayah Asia Tenggara," ujar Menlu Retno.
Baca juga: Beragam batik warnai sidang Dewan Keamanan PBB
Baca juga: Sekjen PBB puji keterlibatan Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian
Baca juga: Menlu RI pimpin sidang terbuka DK PBB soal pasukan perdamaian
"Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan peran penjaga perdamaian wanita," kata Menlu Retno Marsudi dalam debat terbuka DK PBB yang dilaksanakan di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, pada Selasa.
Debat Terbuka DK PBB bertema "Menabur Benih Perdamaian: Pelatihan dan Pembangunan Kapasitas untuk Meningkatkan Keselamatan dan Kinerja Pasukan Perdamaian PBB" itu diadakan dalam rangka Presidensi Indonesia di Dewan Keamanan pada Mei 2019.
Pada kesempatan itu, Menlu RI menekankan bahwa personel perempuan dalam pasukan penjaga perdamaian PBB lebih efektif untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat lokal di wilayah konflik dan perang.
"Female peacekeepers lebih efektif dalam mengikat hati masyarakat dan bisa memberi rasa nyaman bagi korban trauma karena konflik dan perang," tutur Menlu Retno.
Lebih lanjut dia menyebutkan ada bukti kuat bahwa partisipasi perempuan dalam proses perdamaian meningkatkan kemungkinan terciptanya perdamaian berkelanjutan sebesar 20 persen serta berkontribusi pada perdamaian yang lebih lama dan lebih tangguh.
"Oleh karena itu kita harus membuat pemeliharaan perdamaian lebih kondusif bagi penjaga perdamaian perempuan, dengan bekerja dalam kemitraan untuk mengatasi hambatan partisipasi perempuan yang berarti dalam pemeliharaan perdamaian, dan mengembangkan skema pelatihan khusus untuk memungkinkan personel perempuan penjaga perdamaian mengoptimalkan potensi mereka," ucap Menlu Retno.
Indonesia sampai saat ini telah mengirimkan lebih dari 100 personel perempuan pasukan perdamaian yang tersebar untuk delapan misi pemeliharaan perdamaian PBB.
Namun, selain meningkatkan peran perempuan dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB, Indonesia juga bertekad untuk terus meningkatkan peran perempuan sebagai agen perdamaian.
"Itulah sebabnya kami menyelenggarakan Pelatihan Regional Perdamaian dan Keamanan untuk Perempuan, yang berlangsung di Jakarta bulan lalu, untuk diplomat muda perempuan di wilayah Asia Tenggara," ujar Menlu Retno.
Baca juga: Beragam batik warnai sidang Dewan Keamanan PBB
Baca juga: Sekjen PBB puji keterlibatan Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian
Baca juga: Menlu RI pimpin sidang terbuka DK PBB soal pasukan perdamaian
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: