Bupati Pandeglang ingatkan pedagang tidak ambil barang dari agen nakal
7 Mei 2019 20:15 WIB
Bupati Pandeglang Irna Narulita sidak pasar tradisional dalam rangka bulan Ramadhan 1440 Hijriyah, Selasa (7/5/2019). (ANTARA/HO/Humas Pemkab Pandeglang/Ridwan)
Pandeglang (ANTARA) - Bupati Pandeglang, Banten, Irna Narulita mengingatkan para pedagang agar tidak mengambil barang dari agen nakal yang menjual barang yang bisa merusak kesehatan.
"Para pedagang harus hati-hati membeli barang dari agen, karena ada yang nakal dengan menjual barang yang sudah kedaluarsa," kata Irna saat melakukan sidak harga di pasar tradisional Pandeglang, Selasa, dalam rangka bulan suci Ramadhan 1440 Hijriyah
Menurut Irna, untuk saat ini harga masih relatif stabil, namun yang harus disikapi juga ditemukannya bahan berbahaya dalam makanan.
"Harga masih relatif stabil, saya harap para penjual harus hati-hati jangan sampai mengambil barang dari agen yang nakal sehingga akan merugikan kesehatan," kata Irna usai sidak pasar didampingi Dandim 0601 Pandeglang Letkol Inf Denny Juwon Pranata, Sekda Pandeglang Pery Hasanudi dan pihak BPOM Serang.
Irna mengungkapkan, setelah ditemukannya ada makanan yang mengandung bahan berbahaya beredar, tentu akan terus dilakukan pengawasan rutin agar para pedagang lebih faham dalam memilih makanan yang akan dijual.
"Ini tentu akan merugikan bagi kesehatan, bagi produsen yang membandel nanti akan berurusan dengan penegak hukum dan satgas pangan," terangnya.
Terkait kenaikan harga, setelah pemantauan di beberapa pedagang Irna menilai relatif stabil.
"Kami khawatir ada lonjakan yang tinggi sehingga dapat merugikan konsumen, namun setelah melakukan pemantauan, ternyata harga masih relatif stabil di antaranya ayam Rp35 ribu/kg, bawang merah kenaikan hanya Rp2.000, namun bawang putih yang masih tinggi hingga ada yang Rp65 ribu/kg," katanya.
Kepala BPOM Fizal Mustofa Kamil mengatakan, dari dua puluh enam (26) sampel ada enam bahan makanan yang mengandung bahan berbahaya. "Tiga merek terasi mengandung roda min B, tiga makanan lainnya yang mengandung formalin yaitu mi basah, tahu, dan cincau hitam," katanya menjelaskan.
Barang tersebut yang terindikasi mengandung bahan berbahaya kini diamankan sementara, hingga ke luar hasil penelitian lebih lanjut. "Kita tunggu uji laboratorium hingga tiga hari. Untuk pedagang akan dilakukan pembinaan, kita juga akan telusuri hingga ke produsen makanan," ujarnya.
"Para pedagang harus hati-hati membeli barang dari agen, karena ada yang nakal dengan menjual barang yang sudah kedaluarsa," kata Irna saat melakukan sidak harga di pasar tradisional Pandeglang, Selasa, dalam rangka bulan suci Ramadhan 1440 Hijriyah
Menurut Irna, untuk saat ini harga masih relatif stabil, namun yang harus disikapi juga ditemukannya bahan berbahaya dalam makanan.
"Harga masih relatif stabil, saya harap para penjual harus hati-hati jangan sampai mengambil barang dari agen yang nakal sehingga akan merugikan kesehatan," kata Irna usai sidak pasar didampingi Dandim 0601 Pandeglang Letkol Inf Denny Juwon Pranata, Sekda Pandeglang Pery Hasanudi dan pihak BPOM Serang.
Irna mengungkapkan, setelah ditemukannya ada makanan yang mengandung bahan berbahaya beredar, tentu akan terus dilakukan pengawasan rutin agar para pedagang lebih faham dalam memilih makanan yang akan dijual.
"Ini tentu akan merugikan bagi kesehatan, bagi produsen yang membandel nanti akan berurusan dengan penegak hukum dan satgas pangan," terangnya.
Terkait kenaikan harga, setelah pemantauan di beberapa pedagang Irna menilai relatif stabil.
"Kami khawatir ada lonjakan yang tinggi sehingga dapat merugikan konsumen, namun setelah melakukan pemantauan, ternyata harga masih relatif stabil di antaranya ayam Rp35 ribu/kg, bawang merah kenaikan hanya Rp2.000, namun bawang putih yang masih tinggi hingga ada yang Rp65 ribu/kg," katanya.
Kepala BPOM Fizal Mustofa Kamil mengatakan, dari dua puluh enam (26) sampel ada enam bahan makanan yang mengandung bahan berbahaya. "Tiga merek terasi mengandung roda min B, tiga makanan lainnya yang mengandung formalin yaitu mi basah, tahu, dan cincau hitam," katanya menjelaskan.
Barang tersebut yang terindikasi mengandung bahan berbahaya kini diamankan sementara, hingga ke luar hasil penelitian lebih lanjut. "Kita tunggu uji laboratorium hingga tiga hari. Untuk pedagang akan dilakukan pembinaan, kita juga akan telusuri hingga ke produsen makanan," ujarnya.
Pewarta: Ridwan Chaidir
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: