Jakarta (ANTARA) - Volume sampah DKI Jakarta yang masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat, pada hari pertama puasa Ramadhan 1440 Hijriyah, Senin (6/5), bertambah 864 ton menjadi 7.864 ton, menurut data Unit Pelaksana Teknis Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang.

Petugas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang Ahmad Nur Mubarok mengatakan bahwa ada 12 truk yang dalam 24 jam mengangkut sampah dari wilayah DKI Jakarta ke Bantargebang pada hari pertama Ramadhan.

"Kenaikan volume sampah selama puasa ini sebetulnya tidak terlalu signifikan, hampir sama saja dengan hari normal sekitar 7.000 ton per hari," kata Ahmad di Bekasi, Selasa.

Dia mengatakan peningkatan volume sampah dari wilayah DKI Jakarta selama bulan puasa tahun ini kemungkinan kurang lebih sama dengan tahun lalu, sekitar empat persen, utamanya berasal dari tempat-tempat perdagangan takjil dan pasar-pasar kaget.

Di TPST Bantargebang yang luasnya 110 hektare, ia menjelaskan, sampah yang berasal dari Jakarta ditimbang dan dipilah berdasarkan jenisnya.

"Kalau jenis sampah sayur-sayuran kita buat jadi kompos, kalau yang plastik dipilah oleh pemulung," katanya.

Pengurus Ikatan Pelapak dan Pemulung (IPPI) Doan mengatakan ada sekitar 4.800 pemulung yang kini membantu memilah dan mengurangi sampah di TPST Bantargebang.

"Pemulung adalah mitra pengelola TPST Bantargebang juga, karena mereka membantu mengurangi volume sampah yang ada," katanya.

Nanang (44), seorang pemulung, mengatakan peningkatan volume sampah selama Ramadhan tidak berpengaruh signifikan pada pendapatannya.

"Biasanya kalau di hari normal saya bawa pulang Rp65 ribu sehari. Ramadhan sekarang juga sama saja," katanya.