BPS: Industri pengolahan bantu penguatan ekonomi triwulan I-2019
6 Mei 2019 19:25 WIB
Sejumlah pekerja tengah beraktivitas di pabrik garmen PT Citra Abadi Sejati, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2018). Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) adalah satu dari lima sektor manufaktur yang dipriotitaskan dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0. ANTARA JABAR/Yulius Satria Wijaya/agr/18.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pencapaian industri pengolahan,
yang membaik, telah membantu penguatan kinerja ekonomi pada triwulan I-2019, yang tumbuh 5,07 persen.
"Industri pengolahan tumbuh positif didukung industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, pengolahan tembakau serta kertas dan barang dari kertas," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin.
Dalam periode ini industri pengolahan tumbuh 3,86 persen, atau sedikit mengalami penurunan dari triwulan I-2018 yang tercatat sebesar 4,6 persen.
Ia menjelaskan pertumbuhan industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi maupun industri kertas dan barang dari kertas didukung oleh peningkatan produksi CPO, persiapan Ramadhan dan Lebaran serta tingginya permintaan menjelang pemilu.
"Sedangkan industri pengolahan tembakau tumbuh, didorong oleh peningkatan permintaan dalam dan luar negeri," kata Suhariyanto.
Secara keseluruhan, industri pengolahan merupakan lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) pada triwulan I-2019 sebesar 20,07 persen, disusul perdagangan besar 13,20 persen dan pertanian 12,65 persen.
Sektor perdagangan besar tercatat tumbuh 5,26 persen, lebih baik dari triwulan I-2018 sebesar 4,99 persen, didukung oleh penjualan motor dan suku cadang, permintaan logistik untuk kampanye dan penjualan barang-barang domestik.
Sektor pertanian ikut tumbuh 1,81 persen, meski lebih rendah dari triwulan I-2018 sebesar 3,34 persen, didukung oleh peningkatan produksi tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, teh dan kopi.
Meski demikian, dari sisi lapangan usaha, sektor yang mengalami pertumbuhan tinggi pada triwulan I-2018 adalah jasa perusahaan 10,36 persen, jasa lainnya 9,99 persen dan informasi dan komunikasi 9,03 persen.
Baca juga: Survei BI: Kinerja industri pengolahan triwulan I-2019 meningkat
Baca juga: Mendag: ekspor komoditas mulai bergeser ke produk manufaktur
yang membaik, telah membantu penguatan kinerja ekonomi pada triwulan I-2019, yang tumbuh 5,07 persen.
"Industri pengolahan tumbuh positif didukung industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, pengolahan tembakau serta kertas dan barang dari kertas," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin.
Dalam periode ini industri pengolahan tumbuh 3,86 persen, atau sedikit mengalami penurunan dari triwulan I-2018 yang tercatat sebesar 4,6 persen.
Ia menjelaskan pertumbuhan industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi maupun industri kertas dan barang dari kertas didukung oleh peningkatan produksi CPO, persiapan Ramadhan dan Lebaran serta tingginya permintaan menjelang pemilu.
"Sedangkan industri pengolahan tembakau tumbuh, didorong oleh peningkatan permintaan dalam dan luar negeri," kata Suhariyanto.
Secara keseluruhan, industri pengolahan merupakan lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) pada triwulan I-2019 sebesar 20,07 persen, disusul perdagangan besar 13,20 persen dan pertanian 12,65 persen.
Sektor perdagangan besar tercatat tumbuh 5,26 persen, lebih baik dari triwulan I-2018 sebesar 4,99 persen, didukung oleh penjualan motor dan suku cadang, permintaan logistik untuk kampanye dan penjualan barang-barang domestik.
Sektor pertanian ikut tumbuh 1,81 persen, meski lebih rendah dari triwulan I-2018 sebesar 3,34 persen, didukung oleh peningkatan produksi tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, teh dan kopi.
Meski demikian, dari sisi lapangan usaha, sektor yang mengalami pertumbuhan tinggi pada triwulan I-2018 adalah jasa perusahaan 10,36 persen, jasa lainnya 9,99 persen dan informasi dan komunikasi 9,03 persen.
Baca juga: Survei BI: Kinerja industri pengolahan triwulan I-2019 meningkat
Baca juga: Mendag: ekspor komoditas mulai bergeser ke produk manufaktur
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: