Bursa Australia jatuh terendah, akibat ketegangan perdagangan
6 Mei 2019 16:00 WIB
Seorang investor terpantul di kaca jendela depan layar yang menunjukkan harga saham di Bursa Efek Australia (ASX) di Sydney, Australia (REUTERS/Steven Saphore )
Sydney (ANTARA) - Saham-saham pada Bursa Australia ditutup mendekati level terendah tiga minggu pada perdagangan Senin, setelah ancaman Presiden AS Donald Trump untuk menaikkan tarif barang-barang China merusak harapan untuk kesepakatan perdagangan yang akan segera terjadi antara dua ekonomi terbesar di dunia.
Tweet Trump yang tak terduga pada Minggu (5/5/2019) mendorong investor untuk meninggalkan pasar ekuitas di seluruh Asia dan mengirim mereka bergegas ke aset-aset safe haven seperti yen Jepang dan emas.
Kerugian berbasis luas mendorong indeks S&P/ASX 200 merosot 0,82 persen atau 52,10 poin, menjadi 6.283,70 poin pada penutupan perdagangan. Indeks acuan sedikit berubah pada Jumat (3/5/2019).
Sementara Indeks All Ordinaries yang lebih luas, turun 57,30 poin atau 0,89 persen menjadi berakhir di 6.369,90 poin.
"Bisa dibilang, ancaman Trump untuk menaikkan tarif‘ sesaat ’jika Beijing tidak sepakat dengan tuntutan perdagangan AS, mungkin lebih merupakan taktik negosiasi daripada tindakan perdagangan yang akan segera terjadi," kata Ekonom Senior Mizuho Bank Vishnu Varathan dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
Pasar telah melihat tanda-tanda meningkatnya hubungan antara kedua belah pihak dalam beberapa pekan terakhir dan berharap untuk resolusi cepat terhadap pergumulan pahit yang telah memperlambat pertumbuhan global, merugikan ekonomi yang bergantung pada ekspor, dan mengganggu rantai pasokan global.
Saham-saham keuangan mendominasi kerugian, turun ke level terendah hampir dua minggu.
Pemberi pinjaman nomor dua Westpac Banking Corp melemah ke level terendah hampir tiga minggu setelah membukukan laba setengah tahun terendah sejak 2013, dan berada di antara hambatan utama pada indeks acuan.
Penambang, yang pasar ekspor terbesarnya adalah China, juga mendukung sentimen bearish. Indeks logam dan pertambangan ditutup pada level terendah sejak 8 Februari.
BHP Group Ltd, perusahaan terbesar yang tercatat di negara itu, merosot ke level terendah hampir dua bulan, sementara saham saingannya Rio Tinto berakhir pada level terendah sejak 26 Maret.
Namun, penambang emas berkilauan karena investor mencari aset yang lebih konservatif. Regis Resources Ltd menguat 2,5 persen dan berada di antara saham-saham berkinerja terbaik.
Di seberang lautan Tasman, indeks acuan Selandia Baru S&P/NZX 50 merosot sekitar satu persen, atau 97,46 poin, menjadi berakhir pada 9.960,62 poin.
Saham Westpac yang tercatat di Selandia Baru turun ke palung teredalam tiga minggu dan menyumbang sebagian besar kerugian.
Tweet Trump yang tak terduga pada Minggu (5/5/2019) mendorong investor untuk meninggalkan pasar ekuitas di seluruh Asia dan mengirim mereka bergegas ke aset-aset safe haven seperti yen Jepang dan emas.
Kerugian berbasis luas mendorong indeks S&P/ASX 200 merosot 0,82 persen atau 52,10 poin, menjadi 6.283,70 poin pada penutupan perdagangan. Indeks acuan sedikit berubah pada Jumat (3/5/2019).
Sementara Indeks All Ordinaries yang lebih luas, turun 57,30 poin atau 0,89 persen menjadi berakhir di 6.369,90 poin.
"Bisa dibilang, ancaman Trump untuk menaikkan tarif‘ sesaat ’jika Beijing tidak sepakat dengan tuntutan perdagangan AS, mungkin lebih merupakan taktik negosiasi daripada tindakan perdagangan yang akan segera terjadi," kata Ekonom Senior Mizuho Bank Vishnu Varathan dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
Pasar telah melihat tanda-tanda meningkatnya hubungan antara kedua belah pihak dalam beberapa pekan terakhir dan berharap untuk resolusi cepat terhadap pergumulan pahit yang telah memperlambat pertumbuhan global, merugikan ekonomi yang bergantung pada ekspor, dan mengganggu rantai pasokan global.
Saham-saham keuangan mendominasi kerugian, turun ke level terendah hampir dua minggu.
Pemberi pinjaman nomor dua Westpac Banking Corp melemah ke level terendah hampir tiga minggu setelah membukukan laba setengah tahun terendah sejak 2013, dan berada di antara hambatan utama pada indeks acuan.
Penambang, yang pasar ekspor terbesarnya adalah China, juga mendukung sentimen bearish. Indeks logam dan pertambangan ditutup pada level terendah sejak 8 Februari.
BHP Group Ltd, perusahaan terbesar yang tercatat di negara itu, merosot ke level terendah hampir dua bulan, sementara saham saingannya Rio Tinto berakhir pada level terendah sejak 26 Maret.
Namun, penambang emas berkilauan karena investor mencari aset yang lebih konservatif. Regis Resources Ltd menguat 2,5 persen dan berada di antara saham-saham berkinerja terbaik.
Di seberang lautan Tasman, indeks acuan Selandia Baru S&P/NZX 50 merosot sekitar satu persen, atau 97,46 poin, menjadi berakhir pada 9.960,62 poin.
Saham Westpac yang tercatat di Selandia Baru turun ke palung teredalam tiga minggu dan menyumbang sebagian besar kerugian.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: