Tanjungpinang (ANTARA) - Masyarakat Melayu di Provinsi Kepulauan Riau sampai sekarang masih melaksanakan tradisi kenduri arwah saat menjelang Ramadhan, kata Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri Abdul Razak.
"Doa ini dipanjatkan agar keluarga terdekat yang sudah meninggal dunia mendapat keselamatan di akhirat," kata dia di Tanjungpinang, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa kenduri arwah merupakan kegiatan kerohanian yang dilaksanakan sejak dahulu untuk mendoakan keluarga terdekat yang sudah meninggal dunia.
Razak mengemukakan bahwa dalam tradisi kenduri arwah itu, biasanya warga mengundang tetangga, selain saudara terdekat. Dalam kegiatan itu, juga melibatkan ustadz sebagai pemandu doa.
Dalam perjalanan waktu, kata dia, kegiatan tradisi itu tidak hanya dilaksanakan oleh masyarakat Suku Melayu, melainkan dari suku lainnya yang sudah lama tinggal di Kepri.
Kenduri arwah, kata dia, dinilai positif karena tidak hanya memperkuat nilai-nilai keislaman, melainkan juga meningkatkan tali silaturahim antarwarga.
Seusai kegiatan tersebut, tuan rumah, saudara, dan para tetangga kemudian saling bermaaf-maafan.
"Kegiatan ini dilaksanakan semua kalangan, tidak hanya dari keluarga mampu, karena nilai yang terkandung dalam kenduri itu doa dan silaturahim, bukan makanan yang disajikan," kata dia.
Selain kegiatan itu, bagi para keturunan raja atau zuriat melaksanakan ziarah kubur.
Sampai hari ini, cukup banyak wisatawan asal Malaysia dan Singapura keturunan raja mengunjungi Pulau Penyengat, tempat makam para raja, sultan, dan putri.
"Ziarah kubur para raja ini juga dilaksanakan setiap tahun oleh para zuriat menjelang Ramadhan," kata dia.
Jelang Ramadhan, masyarakat Melayu laksanakan tradisi kenduri arwah
5 Mei 2019 18:25 WIB
Ilustrasi - Warga mengunjungi Pulau Penyengat, salah satu destinasi wisata budaya di Tanjungpinang. (ANTARA/Ogen)
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: