Bandara Raden Inten Lampung memulai rute penerbangan internasional
4 Mei 2019 14:38 WIB
Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, pada penerbangan perdana internasional rute Bandara Raden Inten II-Kuala Lumpur International Airport Malaysia, Sabtu (4/5/2019). (Antara Lampung/HO)
Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung M Ridho Ficardo memimpin dalam rombongan penerbangan perdana rute internasional Bandara Radin Inten II-Kuala Lumpur Malaysia.
Pesawat take off dari Bandara Raden Inten II Lampung, Sabtu, sekitar pukul 08.45 WIB menggunakan pesawat Citilink A320.
Penerbangan bernomor QG 5200 ini menempuh waktu 1 jam 45 menit. Sebanyak 180 penumpang penerbangan perdana ini berasal dari Pemerintah Provinsi Lampung, Kadin Lampung, BUMN, dan BUMD.
Menurut Gubernur Ridho Ficardo, penerbangan perdana ini amat penting dalam menguji kesiapan sarana dan kru darat.
"Penerbangan ini menjadi momentum bagi kemajuan Lampung dalam melayani rute internasional. Mulai sekarang, warga Lampung harus terbiasa dengan aturan internasional, karena di bagian Bandara ini ada wilayah internasional, " kata Ridho Ficardo saat melepas keberangkatan penumpang.
Penerbangan internasional ini, lanjutnya, sekaligus menuntaskan janjinya untuk membuka rute internasional dari Lampung.
Menurut Ridho salah satu misi kepemimpinannya adalah membuka konektivitas Lampung ke dunia internasional.
"Alhamdulillah, bukan hanya dari Lampung yang berminat terbang ke luar negeri, tapi maskapai asing seperti Air Asia dan Tiger Air, sudah mendaftar ingin terbang ke Lampung," kata Ridho.
Sementara itu keikutsertaan delegasi Kadin Lampung dalam penerbangan ini, menurut Ketua Kadin Yuria Putra Tubarad, untuk menjalin kerja sama dengan Kadin Malaysia.
Pada kunjungan ini akan ditandatangani kerja sama antara Kadin Lampung dan Malaysia untuk membuka peluang investasi.
Pada kesempatan itu Kepala Bandara Radin Inten II, Asep Kosasih Samapta, mengatakan beberapa regulasi penerbangan internasional yang harus dievaluasi adalah waktu kedatangan ke Bandara yang minimal dua jam sebelum terbang. Ini berbeda dengan penerbangan domestik yang hanya butuh waktu 30 menit sebelum terbang.
"Pemeriksaan dokumen rute internasional lebih lama karena harus melalui imigrasi. Oleh karena itu, kami mengimbau agar dua jam lebih awal datang," kata Asep Kosasih.
Kemudian, dia meminta agar penumpang yang masuk ruang tunggu internasional tidak keluar masuk.
"Ruang tunggu ini adalah wilayah internasional dan berlaku hukum internasional. Di ruang tunggu ini tersedia fasilitas seperti kantin, mushala, dan kamar mandi, sehingga tak perlu keluar ruang tunggu internasional,” tambahnya.
Tampak ikut dalam penerbangan ini, Bupati Pringsewu Sujadi, Plt. Sekdaprov Lampung Hamartoni Ahadis, Asisten II Sekdaprov Taufik Hidayat, Direktur Utama Bank Lampung Eria Desomsoni, dan GM Damri Lampung Suranto. Selain itu para kepala dinas dan pejabat eselon III Pemprov Lampung.
Pesawat take off dari Bandara Raden Inten II Lampung, Sabtu, sekitar pukul 08.45 WIB menggunakan pesawat Citilink A320.
Penerbangan bernomor QG 5200 ini menempuh waktu 1 jam 45 menit. Sebanyak 180 penumpang penerbangan perdana ini berasal dari Pemerintah Provinsi Lampung, Kadin Lampung, BUMN, dan BUMD.
Menurut Gubernur Ridho Ficardo, penerbangan perdana ini amat penting dalam menguji kesiapan sarana dan kru darat.
"Penerbangan ini menjadi momentum bagi kemajuan Lampung dalam melayani rute internasional. Mulai sekarang, warga Lampung harus terbiasa dengan aturan internasional, karena di bagian Bandara ini ada wilayah internasional, " kata Ridho Ficardo saat melepas keberangkatan penumpang.
Penerbangan internasional ini, lanjutnya, sekaligus menuntaskan janjinya untuk membuka rute internasional dari Lampung.
Menurut Ridho salah satu misi kepemimpinannya adalah membuka konektivitas Lampung ke dunia internasional.
"Alhamdulillah, bukan hanya dari Lampung yang berminat terbang ke luar negeri, tapi maskapai asing seperti Air Asia dan Tiger Air, sudah mendaftar ingin terbang ke Lampung," kata Ridho.
Sementara itu keikutsertaan delegasi Kadin Lampung dalam penerbangan ini, menurut Ketua Kadin Yuria Putra Tubarad, untuk menjalin kerja sama dengan Kadin Malaysia.
Pada kunjungan ini akan ditandatangani kerja sama antara Kadin Lampung dan Malaysia untuk membuka peluang investasi.
Pada kesempatan itu Kepala Bandara Radin Inten II, Asep Kosasih Samapta, mengatakan beberapa regulasi penerbangan internasional yang harus dievaluasi adalah waktu kedatangan ke Bandara yang minimal dua jam sebelum terbang. Ini berbeda dengan penerbangan domestik yang hanya butuh waktu 30 menit sebelum terbang.
"Pemeriksaan dokumen rute internasional lebih lama karena harus melalui imigrasi. Oleh karena itu, kami mengimbau agar dua jam lebih awal datang," kata Asep Kosasih.
Kemudian, dia meminta agar penumpang yang masuk ruang tunggu internasional tidak keluar masuk.
"Ruang tunggu ini adalah wilayah internasional dan berlaku hukum internasional. Di ruang tunggu ini tersedia fasilitas seperti kantin, mushala, dan kamar mandi, sehingga tak perlu keluar ruang tunggu internasional,” tambahnya.
Tampak ikut dalam penerbangan ini, Bupati Pringsewu Sujadi, Plt. Sekdaprov Lampung Hamartoni Ahadis, Asisten II Sekdaprov Taufik Hidayat, Direktur Utama Bank Lampung Eria Desomsoni, dan GM Damri Lampung Suranto. Selain itu para kepala dinas dan pejabat eselon III Pemprov Lampung.
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: