Mentan Andi Amran Sulaiman lepas ekspor 30 ton lada putih Belitung
4 Mei 2019 11:41 WIB
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas ekspor 30 ton lada putih yang dihasilkan petani Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke berbagai negara tujuan di perkebunan lada Desa Air Seruk Belitung, Sabtu (4/5). (ANTARA/Aprionis)
Belitung (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melepas ekspor 30 ton lada putih yang dihasilkan petani Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke berbagai negara tujuan, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan petani di daerah itu.
"Kita ingin Belitung ini menjadi kota lada dan bisa langsung diekspor ke berbagai negara tujuan, sehingga harga lada terjamin, pendapatan petani naik serta pendapatan pengusaha juga naik," kata Mentan saat pelepasan ekspor lada putih langsung di perkebunan lada Desa Air Seruk Belitung, Sabtu.
Ia mengatakan tujuan ekspor lada ini selain mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan pendapatan petani, tetapi juga juga meningkatkan minat generasi milenial untuk terjun ke sektor pertanian. Hal ini akan mensukseskan program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengembalikan kejayaan rempah di kancah dunia.
"Pemerintah mendorong agar petani terutama generasi milenial giat menanam, salah satunya komoditas lada," kata Mentan.
Menurut dia dalam mendorong generasi milenial terjun ke sektor pertanian, berbagai upaya telah disiapkan pemerintah. Pertama, menyediakan bibit unggul lada dan semua komoditas bagi petani, seperti arahan Presiden Joko Widodo.
"Ini adalah sentra lada kita. Kita harus kembangkan berdasar keunggulan komparatif dan kompetitif. Kompetitif itu melakukan prosesing, agar bisa memasuki pasar internasional. Karena nilai tambah yang paling besar ada di pengolahan. Jadi cara berpikir kita ke depan seperti itu," ujar Mentan.
Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan dari sistem otomasi perkarantinaan yakni IQFAST, tercatat lalu lintas ekspor lada asal Kepulauan Bangka Belitung (Babel) telah diterima di 14 negara, antara lain Oman, Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura.
"Pada 2018 sebanyak 163 frekwensi Surat Kesehatan Tumbuhan atau Phyosanitary Certificate yang telah diterbitkan di Pangkal Pinang. Surat ini sebagai persyaratan negara mitra dagang dan telah menyertai ekspor 2.601 ton lada dengan nilai ekonomi Rp156 miliar ke 14 negara tujuan," katanya.
Sementara pada periode Januari-April 2019, telah tercatat 68 kali ekspor lada dengan total 638 ton senilai Rp38,2 miliar. Ia melihat peningkatan tren ekspor dan diharapkan produksi lada juga meningkat. "Dengan begitu, kejayaan rempah khususnya lada dapat kita raih lagi dari Bangka Belitung," katanya.
Pada kegiatan ekpor lada putih tersebut hadir Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah, Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagiyono, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi, Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjry Djufry, eksportir, dan para petani lada.
"Kita ingin Belitung ini menjadi kota lada dan bisa langsung diekspor ke berbagai negara tujuan, sehingga harga lada terjamin, pendapatan petani naik serta pendapatan pengusaha juga naik," kata Mentan saat pelepasan ekspor lada putih langsung di perkebunan lada Desa Air Seruk Belitung, Sabtu.
Ia mengatakan tujuan ekspor lada ini selain mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan pendapatan petani, tetapi juga juga meningkatkan minat generasi milenial untuk terjun ke sektor pertanian. Hal ini akan mensukseskan program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengembalikan kejayaan rempah di kancah dunia.
"Pemerintah mendorong agar petani terutama generasi milenial giat menanam, salah satunya komoditas lada," kata Mentan.
Menurut dia dalam mendorong generasi milenial terjun ke sektor pertanian, berbagai upaya telah disiapkan pemerintah. Pertama, menyediakan bibit unggul lada dan semua komoditas bagi petani, seperti arahan Presiden Joko Widodo.
"Ini adalah sentra lada kita. Kita harus kembangkan berdasar keunggulan komparatif dan kompetitif. Kompetitif itu melakukan prosesing, agar bisa memasuki pasar internasional. Karena nilai tambah yang paling besar ada di pengolahan. Jadi cara berpikir kita ke depan seperti itu," ujar Mentan.
Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan dari sistem otomasi perkarantinaan yakni IQFAST, tercatat lalu lintas ekspor lada asal Kepulauan Bangka Belitung (Babel) telah diterima di 14 negara, antara lain Oman, Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura.
"Pada 2018 sebanyak 163 frekwensi Surat Kesehatan Tumbuhan atau Phyosanitary Certificate yang telah diterbitkan di Pangkal Pinang. Surat ini sebagai persyaratan negara mitra dagang dan telah menyertai ekspor 2.601 ton lada dengan nilai ekonomi Rp156 miliar ke 14 negara tujuan," katanya.
Sementara pada periode Januari-April 2019, telah tercatat 68 kali ekspor lada dengan total 638 ton senilai Rp38,2 miliar. Ia melihat peningkatan tren ekspor dan diharapkan produksi lada juga meningkat. "Dengan begitu, kejayaan rempah khususnya lada dapat kita raih lagi dari Bangka Belitung," katanya.
Pada kegiatan ekpor lada putih tersebut hadir Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah, Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagiyono, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi, Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjry Djufry, eksportir, dan para petani lada.
Pewarta: Aprionis
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: