Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah sehari sebelumnya jatuh karena logam mulia didorong oleh dolar AS yang lebih lemah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni, naik 9,3 dolar AS atau 0,73 persen, menjadi menetap di 1.281,3 dolar AS per ounce.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,3 persen menjadi 97,55 pada pukul 17.30 GMT.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Emas berjangka jatuh pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), ditutup pada tingkat terendah dalam 4-bulan, sehari setelah Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell melemparkan keraguan tentang prospek untuk penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Powell dalam konferensi pers menyusul keputusan The Fed yang diperkirakan secara luas akan mempertahankan suku bunga acuannya, menggambarkan bahwa tekanan inflasi yang lemah sebagai "sementara", sehingga tidak ada alasan untuk menurunkan suku bunga.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 36,1 sen AS atau 2,47 persen, menjadi 14,978 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli melonjak 20,6 dolar AS atau 2,41 persen, menjadi ditutup pada 874,8 dolar AS per ounce. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Analis: Rupiah kembali terkoreksi ikuti pelemahan mata uang Asia

Baca juga: Bursa saham Spanyol merosot, Indeks IBEX 35 ditutup turun 0,09 persen

Baca juga: Bursa saham Prancis menguat, Indeks CAC-40 ditutup naik 0,18 persen