Apindo berharap BI turunkan suku bunga usai pengumuman KPU
3 Mei 2019 14:54 WIB
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani saat memberikan keterangan kepada awak media usai di sela-sela peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Semester II 2018 No.32 Edisi Maret 2019 yang mengusung tema “Penguatan Intermediasi di tengah Ketidakpastian Ekonomi Global” di Jakarta, Jumat. (ANTARA/Citro Atmoko)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani berharap Bank Indonesia (BI) dapat menurunkan suku bunga acuannya pasca pengumuman resmi pemenang pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019.
"Dengan kondisi yang cukup kondusif ini, kita berharap BI mengambil posisi kesempatan pertama untuk ambil inisiatif menurunkan BI 7Day Reverse Repo Rate," ujar Hariyadi di sela-sela peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Semester II 2018 No.32 Edisi Maret 2019 yang mengusung tema “Penguatan Intermediasi di tengah Ketidakpastian Ekonomi Global” di Jakarta, Jumat.
Menurut Hariyadi, bank sentral diharapkan bisa menurunkan suku bunga acuan sebesar 25-50 basis poin dari level saat ini enam persen untuk menambah optimisme di kalangan pelaku usaha.
"Kami sampaikan 'confidence'-nya saat ini, itu adalah sama optimismenya dunia usaha menyambut tax amnesty. Jadi 'confidence'-nya sangat tinggi. Jadi BI harus mengambil posisi karena momentumnya sayang kalau tidak dimanfaatkan. Begitu 'next' rapat, bisa langsung diturunkan," kata Hariyadi.
Ia sendiri berharap Bank Indonesia dapat menurunkan suku bunga acuannya pasca 22 Mei 2019 sebesar 50 basis poin sehingga akan disambut positif oleh dunia usaha.
"Kalau menurut saya bisa sampai 50 basis poin lebih bagus. Jadi turun ke 5,5 persen. Poinnya, momentumnya bagus, kondisi itu relatif secara fluktuasi dinamika lebih terkendali dan arahnya positif," ujar Hariyadi.
Hariyadi menambahkan, risiko global pasti akan tetap ada bagi perekonomian Indonesia, namun faktor-faktor domestik juga penting untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.
"Karena yang mendorong kita itu investasi dari domestik. Dalam lima tahun terakhir, faktor domestik itu signifikan. Sekarang ada kecenderungan momentumnya menunggu. Ini sesuatu yang positif buat kebijakan "counter", kebijakan yang agresif," kata Hariyadi.
Baca juga: Apindo harap ekonomi 2020 tumbuh 6 persen
"Dengan kondisi yang cukup kondusif ini, kita berharap BI mengambil posisi kesempatan pertama untuk ambil inisiatif menurunkan BI 7Day Reverse Repo Rate," ujar Hariyadi di sela-sela peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Semester II 2018 No.32 Edisi Maret 2019 yang mengusung tema “Penguatan Intermediasi di tengah Ketidakpastian Ekonomi Global” di Jakarta, Jumat.
Menurut Hariyadi, bank sentral diharapkan bisa menurunkan suku bunga acuan sebesar 25-50 basis poin dari level saat ini enam persen untuk menambah optimisme di kalangan pelaku usaha.
"Kami sampaikan 'confidence'-nya saat ini, itu adalah sama optimismenya dunia usaha menyambut tax amnesty. Jadi 'confidence'-nya sangat tinggi. Jadi BI harus mengambil posisi karena momentumnya sayang kalau tidak dimanfaatkan. Begitu 'next' rapat, bisa langsung diturunkan," kata Hariyadi.
Ia sendiri berharap Bank Indonesia dapat menurunkan suku bunga acuannya pasca 22 Mei 2019 sebesar 50 basis poin sehingga akan disambut positif oleh dunia usaha.
"Kalau menurut saya bisa sampai 50 basis poin lebih bagus. Jadi turun ke 5,5 persen. Poinnya, momentumnya bagus, kondisi itu relatif secara fluktuasi dinamika lebih terkendali dan arahnya positif," ujar Hariyadi.
Hariyadi menambahkan, risiko global pasti akan tetap ada bagi perekonomian Indonesia, namun faktor-faktor domestik juga penting untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.
"Karena yang mendorong kita itu investasi dari domestik. Dalam lima tahun terakhir, faktor domestik itu signifikan. Sekarang ada kecenderungan momentumnya menunggu. Ini sesuatu yang positif buat kebijakan "counter", kebijakan yang agresif," kata Hariyadi.
Baca juga: Apindo harap ekonomi 2020 tumbuh 6 persen
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: