Industri 4.0 potensial pacu daya saing hasil perkebunan
3 Mei 2019 13:02 WIB
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara memberikan sambutan pada Workshop Self Assessment dengan tools INDI 4.0 di Jakarta, Selasa. (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA) - Revolusi industri keempat dinilai potensial memacu daya saing hasil perkebunan dalam negeri, demikian disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara.
“Oleh karena itu, melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, yang sudah berjalan satu tahun ini, banyak inisiasi yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mendukung penerapan industri 4.0 di sektor industri,” kata Ngakan lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.
Ngakan menyebutkan, industri kakao misalnya, salah satu sektor hasil perkebunaan ini memiliki potensi pertumbuhan yang besar di Indonesia karena didukung oleh sumber daya pertanian yang berlimpah dan permintaan domestik yang besar.
Menurut data BPS, sepanjang 2018, nilai ekspor lemak dan minyak kakao mencapai 824,05 juta dolar AS.
“Indonesia telah menjadi penyuplai bahan baku kakao terbesar ketiga di dunia. Diharapkan, di masa depan, Indonesia bisa menjadi negara unggulan eksportir barang jadi produk kakao, bukan lagi eksportir bahan baku,” paparnya.
Guna lebih memacu daya saing produk sektor hasil perkebunan, menurut Ngakan, pihaknya telah mendorong pelaku industrinya untuk memanfaatkan teknologi terbaru dalam proses produksinya.
“Dengan memanfaatkan teknologi terbaru khususnya yang mengarah ke industri 4.0, efisiensi dan produktivitas perusahaan akan meningkat sehingga dapat pula mendongkrak profit perusahaan dan pendapatan pekerja,” tegasnya.
Sejak 2018, dalam upaya menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung industri 4.0, telah dilakukan kegiatan penelitian dan perekayasan di beberapa unit di bawah BPPI sebagai proyek percontohan.
Misalnya, litbang industri pengolahan kakao berbasis industri 4.0 oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) di Makassar.
Selanjutnya, memperbarui proses Modified cassava flour (Mocaf) berbasis industri 4.0 oleh Balai Besar Industri Agro (BBIA) di Bogor serta penerapan Internet of Things (IoT) untuk Melted Aluminium Thermographic Inspection dan Paper Glass Inspection oleh Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) di Bandung.
“Oleh karena itu, melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, yang sudah berjalan satu tahun ini, banyak inisiasi yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mendukung penerapan industri 4.0 di sektor industri,” kata Ngakan lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.
Ngakan menyebutkan, industri kakao misalnya, salah satu sektor hasil perkebunaan ini memiliki potensi pertumbuhan yang besar di Indonesia karena didukung oleh sumber daya pertanian yang berlimpah dan permintaan domestik yang besar.
Menurut data BPS, sepanjang 2018, nilai ekspor lemak dan minyak kakao mencapai 824,05 juta dolar AS.
“Indonesia telah menjadi penyuplai bahan baku kakao terbesar ketiga di dunia. Diharapkan, di masa depan, Indonesia bisa menjadi negara unggulan eksportir barang jadi produk kakao, bukan lagi eksportir bahan baku,” paparnya.
Guna lebih memacu daya saing produk sektor hasil perkebunan, menurut Ngakan, pihaknya telah mendorong pelaku industrinya untuk memanfaatkan teknologi terbaru dalam proses produksinya.
“Dengan memanfaatkan teknologi terbaru khususnya yang mengarah ke industri 4.0, efisiensi dan produktivitas perusahaan akan meningkat sehingga dapat pula mendongkrak profit perusahaan dan pendapatan pekerja,” tegasnya.
Sejak 2018, dalam upaya menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung industri 4.0, telah dilakukan kegiatan penelitian dan perekayasan di beberapa unit di bawah BPPI sebagai proyek percontohan.
Misalnya, litbang industri pengolahan kakao berbasis industri 4.0 oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) di Makassar.
Selanjutnya, memperbarui proses Modified cassava flour (Mocaf) berbasis industri 4.0 oleh Balai Besar Industri Agro (BBIA) di Bogor serta penerapan Internet of Things (IoT) untuk Melted Aluminium Thermographic Inspection dan Paper Glass Inspection oleh Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) di Bandung.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: