Ribuan TKA diserap 24 perusahaan di Sultra, sebut gubernur
2 Mei 2019 23:29 WIB
Pansus Tenaga Kerja Asing (TKA) DPD RI saat melakukan kunjungan kerja di Kendari Sulawesi Tenggara untuk melakukan inventarisasi masalah TKA di Sultra. (Foto ANTARA/ Azis Senong)
Kendari (ANTARA) - Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengatakan ribuan tenaga kerja asing (TKA) dengan berbagai keunggulan terserap di 24 perusahaan daerah itu.
"TKA tidak hanya bekerja pada perusahaan yang berinvestasi di sektor pertambangan tetapi juga termasuk pada industri kelistrikan maupun proyek mega konstruksi lainnya," katanya di Kendari, Kamis.
Keberadaan TKA, menurut dia, hendaknya menjadi motivasi bagi tenaga kerja lokal untuk meningkatkan kapasitas, sehingga dapat berkompetisi dalam perburuan lapangan kerja.
Ia menyatakan bahwa fenomena ratusan orang TKA, khususnya Tionghoa, tidak seluruhnya bekerja di wilayah Sultra tetapi sebatas transit di Bandara Haluoleo.
"Ternyata ratusan TKA Tionghoa yang biasa dijumpai di Bandara Haluoleo hanya transit untuk melanjutkan perjalanan tujuan Morowali, Sulawesi Tengah," katanya.
Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Shaleh mengatakan kritik masyarakat soal TKA perlu disikapi oleh pemerintah dan pihak terkait, seperti pihak Imigrasi dan Dinas Tenaga Kerja.
"Wajar masyarakat awam mempertanyakan TKA karena setiap hari ditemukan di bandara maupun di pusat-pusat perbelanjaan. Pihak terkait harus mengawasi keberadaan TKA guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Rahman Shaleh.
Sorotan publik, kata Abdurrahman Shaleh, harus disikapi serius untuk mengantisipasi timbulnya kesenjangan perlakuan antara tenaga kerja lokal dan TKA.
Baca juga: Disnaker: 927 TKA di Sultra berasal dari 15 negara
Baca juga: Komisi IX DPR kunker khusus TKA di Sultra
Baca juga: Kemenperin serius bahas isu TKA di Sultra-Sulteng
"TKA tidak hanya bekerja pada perusahaan yang berinvestasi di sektor pertambangan tetapi juga termasuk pada industri kelistrikan maupun proyek mega konstruksi lainnya," katanya di Kendari, Kamis.
Keberadaan TKA, menurut dia, hendaknya menjadi motivasi bagi tenaga kerja lokal untuk meningkatkan kapasitas, sehingga dapat berkompetisi dalam perburuan lapangan kerja.
Ia menyatakan bahwa fenomena ratusan orang TKA, khususnya Tionghoa, tidak seluruhnya bekerja di wilayah Sultra tetapi sebatas transit di Bandara Haluoleo.
"Ternyata ratusan TKA Tionghoa yang biasa dijumpai di Bandara Haluoleo hanya transit untuk melanjutkan perjalanan tujuan Morowali, Sulawesi Tengah," katanya.
Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Shaleh mengatakan kritik masyarakat soal TKA perlu disikapi oleh pemerintah dan pihak terkait, seperti pihak Imigrasi dan Dinas Tenaga Kerja.
"Wajar masyarakat awam mempertanyakan TKA karena setiap hari ditemukan di bandara maupun di pusat-pusat perbelanjaan. Pihak terkait harus mengawasi keberadaan TKA guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Rahman Shaleh.
Sorotan publik, kata Abdurrahman Shaleh, harus disikapi serius untuk mengantisipasi timbulnya kesenjangan perlakuan antara tenaga kerja lokal dan TKA.
Baca juga: Disnaker: 927 TKA di Sultra berasal dari 15 negara
Baca juga: Komisi IX DPR kunker khusus TKA di Sultra
Baca juga: Kemenperin serius bahas isu TKA di Sultra-Sulteng
Pewarta: Sarjono
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: