Sumsel waspadai 5 wilayah rawan karhutla
2 Mei 2019 18:24 WIB
Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel, Kolonel Arh Sonny Septiono, Kamis (2/5/2019) (ANTARA/Aziz Munajar/19)
Palembang (ANTARA) - Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan wilayah Sumatera Selatan mewaspadai lima wilayah rawan kebakaran lahan yakni Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Muara Enim, dan Banyuasin.
Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel, Kolonel Arh Sonny Septiono, di Palembang, Kamis, mengatakan kelima wilayah tersebut setiap tahun menyumbang titik api dan menjadi prioritas penanggulangan karena memiliki lahan gambut yang luas.
"Pada dasarnya semua wilayah kami antisipasi, namun azas prioritas tentu kami gunakan, mengingat keterbatasan personel dan peralatan yang ada," ujar Kolonel Arh Sonny Septiono.
Menurutnya saat ini status siaga kebakaran hutan dan lahan sudah diaktifkan, personel dan posko-posko yang beroperasi tahun 2018 dihidupkan kembali sebagai langkah awal peredam sembari menunggu program penanggulangan untuk tahun 2019.
Sebab hingga awal Mei 2019, diakuinya telah terjadi beberapa kali kebakaran lahan gambut meski dalam skala kecil.
Sesuai surat keputusan Gubernur Sumsel, kata dia, Operasi kebakaran hutan dan lahan beroperasi sejak 1 April sampai 31 Oktober 2019, kemungkinan pola-pola operasi tidak banyak perubahan.
"Sementara ini kami rapat koordinasi untuk menyamakan persepsi antarinstansi melihat perkembangan di lapangan, namun program-program yang baik tahun lalu tentu kami lanjutkan," jelasnya.
Satgas kebakaran Sumsel, kata dia, mengutamakan kesiapan personel dan peralatan dalam operasi serta memaksimalkan pencegahan, yakni dengan sosialisasi intens ke perusahaan ataupun warga sekitar lahan gambut.
Selain itu satgasnya juga telah menerima informasi status aktif El Nino saat ini seiring masuknya musim kemarau yang diperkirakan peningkatan gejala puncaknya pada Juni – Juli – Agustus.
"Berdasarkan keterangan BMKG kerawanan El Nino memang cukup panjang, semoga saja tidak seperti itu nanti, namun pada prinsipnya kami sudah siap," ujar Kolonel Arh Sonny Septiono.
Sementara Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Selatan, Pandji Tjahjanto, mengatakan instansinya akan membuat pusat data terpadu untuk mendukung operasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
"Pusat data itu akan menampung informasi terbaru dari beragam sumber yang terkait operasi kebakaran hutan dan lahan, bukan sebagai data pembanding satgas, namun mitra berbagi data, jadi tidak ada lagi simpang siur informasi," jelas Pandji.
Ia menambahkan Dinas Kehutanan Sumsel akan meluncurkan pusat data tersebut setelah momen Idul Fitri.
Baca juga: BMKG sebut El Nino mulai aktif
Baca juga: Satgas Gakkum proses 15 tersangka pembakar lahan
Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel, Kolonel Arh Sonny Septiono, di Palembang, Kamis, mengatakan kelima wilayah tersebut setiap tahun menyumbang titik api dan menjadi prioritas penanggulangan karena memiliki lahan gambut yang luas.
"Pada dasarnya semua wilayah kami antisipasi, namun azas prioritas tentu kami gunakan, mengingat keterbatasan personel dan peralatan yang ada," ujar Kolonel Arh Sonny Septiono.
Menurutnya saat ini status siaga kebakaran hutan dan lahan sudah diaktifkan, personel dan posko-posko yang beroperasi tahun 2018 dihidupkan kembali sebagai langkah awal peredam sembari menunggu program penanggulangan untuk tahun 2019.
Sebab hingga awal Mei 2019, diakuinya telah terjadi beberapa kali kebakaran lahan gambut meski dalam skala kecil.
Sesuai surat keputusan Gubernur Sumsel, kata dia, Operasi kebakaran hutan dan lahan beroperasi sejak 1 April sampai 31 Oktober 2019, kemungkinan pola-pola operasi tidak banyak perubahan.
"Sementara ini kami rapat koordinasi untuk menyamakan persepsi antarinstansi melihat perkembangan di lapangan, namun program-program yang baik tahun lalu tentu kami lanjutkan," jelasnya.
Satgas kebakaran Sumsel, kata dia, mengutamakan kesiapan personel dan peralatan dalam operasi serta memaksimalkan pencegahan, yakni dengan sosialisasi intens ke perusahaan ataupun warga sekitar lahan gambut.
Selain itu satgasnya juga telah menerima informasi status aktif El Nino saat ini seiring masuknya musim kemarau yang diperkirakan peningkatan gejala puncaknya pada Juni – Juli – Agustus.
"Berdasarkan keterangan BMKG kerawanan El Nino memang cukup panjang, semoga saja tidak seperti itu nanti, namun pada prinsipnya kami sudah siap," ujar Kolonel Arh Sonny Septiono.
Sementara Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Selatan, Pandji Tjahjanto, mengatakan instansinya akan membuat pusat data terpadu untuk mendukung operasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
"Pusat data itu akan menampung informasi terbaru dari beragam sumber yang terkait operasi kebakaran hutan dan lahan, bukan sebagai data pembanding satgas, namun mitra berbagi data, jadi tidak ada lagi simpang siur informasi," jelas Pandji.
Ia menambahkan Dinas Kehutanan Sumsel akan meluncurkan pusat data tersebut setelah momen Idul Fitri.
Baca juga: BMKG sebut El Nino mulai aktif
Baca juga: Satgas Gakkum proses 15 tersangka pembakar lahan
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: