Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua telah menghidupkan kembali tujuh dari 12 sekolah yang tidak aktif atau mati lebih dari tiga tahun.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Kamis, mengatakan langkah menghidupkan kembali sekolah merupakan upaya meningkatkan pendidikan di Jayawijaya.
"Untuk lima sekolah lainnya akan mulai dibuka pada tahun ajaran baru, khususnya dalam penerimaan murid baru dan pemerintah juga akan menambah guru honor dari pemda serta guru dari Indonesia cerdas yang akan ditempatkan di sana," katanya.
Pada momentum peringatan hardiknas 2019, selain menghidupkan sekolah yang tidak aktif, pemerintah berjanji mendorong sekolah-sekolah yang ada untuk berkembang sesuai kemajuan.
"Misalnya kemarin kita lihat masih ada sekolah yang melakukan ujian nasional kertas pensil, kita coba untuk mengubah itu, sehingga semua sekolah menggunakan sistem komputer dalam pelaksanaan ujian," katanya.
Selain mengucapkan selamat hardiknas bagi seluruh elemen pendidikan, bupati mengatakan pemerintah akan memperhatikan hak-hak tenaga pendidikan.
"Kami tetap memberikan dukungan agar masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak dari kota sampai ke kampung-kampung secara merata, karena ini merupakan modal awal untuk membangun Jayawijaya," katanya.
Bupati Jhon berpesan kepada tenaga pendidikan yang bertugas di kota hingga kampung-kampung untuk bertanggung jawab, tidak meninggalkan tugas.
"Saya harap dinas memberikan pengawasan terhadap guru-guru agar tidak meninggalkan tempat tugasnya, sehingga aktivitas belajar mengajar bisa dilakukan dengan baik," katanya.
Baca juga: TNI latih pelajar SD perbatasan Papua tata cara upacara
Baca juga: Kemdikbud bantu renovasi ruang kelas SMP 1 Biak
Pemerintah hidupkan 7 sekolah mati di Papua
2 Mei 2019 18:07 WIB
SD Inpres Watlangku di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua yang tidak aktif beberapa tahun terakhir. (ANTARA /Marius Frisson Yewun).
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: