Yogyakarta perbanyak program magang efektifkan penyerapan tenaga kerja
2 Mei 2019 09:39 WIB
Para pemuda dari berbagai daerah di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara mengikuti seleksi fisik program magang ke Jepang di Banda Aceh, Aceh, Selasa (5/3/2019). Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bekerja sama dengan The Association for International Manpower of Medium and Small Enterprises Japan (IM JAPAN) sejak 10 tahun terakhir telah mengirim ribuan pemuda Indonesia dalam program magang ke Jepang guna meningkatkan SDM agar mampu membuka lapangan kerja setelah kembali ke tanah air. (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)
Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta akan memperbanyak kerja sama program magang kerja dibanding pelatihan untuk dunia kerja sebagai upaya mengefektifkan penyerapan tenaga kerja guna mengurangi angka pengangguran.
“Kami akan memperbanyak kerja sama dengan perusahaan untuk melaksanakan program magang kerja. Selama ini, memang banyak pelatihan untuk dunia kerja, tetapi belum efektif untuk penyerapan tenaga kerja,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Kamis.
Oleh karena itu, lanjut dia, dari pada memperbanyak pelatihan yang mengarah pada beberapa keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja tetapi belum tentu bisa terserap dunia kerja, maka akan lebih baik jika memperbanyak program magang kerja.
“Dengan program magang maka para pencari kerja memiliki kesempatan yang lebih besar untuk diserap dunia kerja karena sudah memiliki pengalaman yang lebih baik. Atau perusahaan menawarkan kesepakatan penyerapan tenaga kerja setelah magang,” katanya.
Pada tahun ini, Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta untuk pertama kalinya menyelenggarakan “magang fair” guna menjaring pencari kerja atau bahkan masyarakat umum yang ingin magang di sejumlah perusahaan.
Pemerintah Kota Yogyakarta menggandeng 20 perusahaan untuk program tersebut yang seluruhnya bergerak di bidang jasa pariwisata. Dari program tersebut, direkrut sebanyak 40 calon tenaga kerja untuk magang selama lima bulan.
Selama magang, peserta juga memperoleh fasilitas seperti uang transpor bahkan memiliki kesempatan direkrut menjadi karyawan tetap di perusahaan tersebut jika mampu menjalankan pekerjaan dengan baik atau sesuai standar perusahaan.
Meskipun akan memperbanyak program magang, namun Heroe memastikan jika kegiatan pelatihan keterampilan tetap akan dilakukan, namun sasaran lebih diutamakan pada kelompok tertentu seperti ibu rumah tangga.
“Misalnya pelatihan peningkatan keterampilan untuk kebutuhan wirausaha di bidang kuliner atau kerajinan seperti batik jumputan,” katanya.
Pada tahun ini, Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta menyelenggarakan 23 jenis pelatihan dengan total kuota 590 peserta atau rata-rata 20 peserta di tiap pelatihan. Pelatihan yang biasanya diminati banyak peserta di antaranya mengemudi mobil, membuat kue dan menjahit.
Sejumlah pelatihan baru pun digelar seperti barista dan airport operation officer untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bandara baru Yogyakarta yang akan beroperasi tahun ini.
Pelatihan keterampilan tersebut juga diberikan kepada penyandang disabilitas yaitu tunarungu dan tunadaksa ringan yaitu pelatihan membatik lanjutan.
Baca juga: 2.000 peserta magang dikirim ke Jepang setiap tahun
Baca juga: Kemenaker-Kadin siapkan program magang untuk 400.000 orang
“Kami akan memperbanyak kerja sama dengan perusahaan untuk melaksanakan program magang kerja. Selama ini, memang banyak pelatihan untuk dunia kerja, tetapi belum efektif untuk penyerapan tenaga kerja,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Kamis.
Oleh karena itu, lanjut dia, dari pada memperbanyak pelatihan yang mengarah pada beberapa keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja tetapi belum tentu bisa terserap dunia kerja, maka akan lebih baik jika memperbanyak program magang kerja.
“Dengan program magang maka para pencari kerja memiliki kesempatan yang lebih besar untuk diserap dunia kerja karena sudah memiliki pengalaman yang lebih baik. Atau perusahaan menawarkan kesepakatan penyerapan tenaga kerja setelah magang,” katanya.
Pada tahun ini, Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta untuk pertama kalinya menyelenggarakan “magang fair” guna menjaring pencari kerja atau bahkan masyarakat umum yang ingin magang di sejumlah perusahaan.
Pemerintah Kota Yogyakarta menggandeng 20 perusahaan untuk program tersebut yang seluruhnya bergerak di bidang jasa pariwisata. Dari program tersebut, direkrut sebanyak 40 calon tenaga kerja untuk magang selama lima bulan.
Selama magang, peserta juga memperoleh fasilitas seperti uang transpor bahkan memiliki kesempatan direkrut menjadi karyawan tetap di perusahaan tersebut jika mampu menjalankan pekerjaan dengan baik atau sesuai standar perusahaan.
Meskipun akan memperbanyak program magang, namun Heroe memastikan jika kegiatan pelatihan keterampilan tetap akan dilakukan, namun sasaran lebih diutamakan pada kelompok tertentu seperti ibu rumah tangga.
“Misalnya pelatihan peningkatan keterampilan untuk kebutuhan wirausaha di bidang kuliner atau kerajinan seperti batik jumputan,” katanya.
Pada tahun ini, Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta menyelenggarakan 23 jenis pelatihan dengan total kuota 590 peserta atau rata-rata 20 peserta di tiap pelatihan. Pelatihan yang biasanya diminati banyak peserta di antaranya mengemudi mobil, membuat kue dan menjahit.
Sejumlah pelatihan baru pun digelar seperti barista dan airport operation officer untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bandara baru Yogyakarta yang akan beroperasi tahun ini.
Pelatihan keterampilan tersebut juga diberikan kepada penyandang disabilitas yaitu tunarungu dan tunadaksa ringan yaitu pelatihan membatik lanjutan.
Baca juga: 2.000 peserta magang dikirim ke Jepang setiap tahun
Baca juga: Kemenaker-Kadin siapkan program magang untuk 400.000 orang
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: