Yogyakarta (ANTARA) - Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan kunjungan wisatawan terus mengalami kenaikan sejak pekan lalu dan wisatawan diperkirakan masih akan terus memadati berbagai objek wisata di Yogyakarta dan sekitarnya, hingga akhir pekan.

“Sejak pekan lalu, memang ada kecenderungan kenaikan jumlah kunjungan wisata yang cukup banyak. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, di antaranya keinginan wisatawan untuk berwisata sebelum puasa,” kata Ketua ASITA Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Udhi Sudiyanto di Yogyakarta, Rabu.

Selain menghabiskan waktu berwisata sebelum memasuki bulan puasa, Udhi meyakini, banyaknya kegiatan yang digelar di DIY juga turut mempengaruhi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan dalam beberapa pekan terakhir.

“Banyak kegiatan yang menarik dan mampu menyedot banyak wisatawan, misalnya kegiatan maraton pekan lalu,” katanya.

Ia bahkan menyebut tingkat hunian hotel mencapai 100 persen hingga akhir pekan ini. “Tidak hanya untuk hotel-hotel di kawasan Malioboro saja yang full book tetapi hotel di kawasan pinggiran seperti Kaliurang juga penuh hingga Minggu (5/5/2019),” katanya.

Meskipun demikian, Udhi mengatakan usaha pariwisata di DIY juga terpengaruh dengan mahalnya harga tiket pesawat. Bahkan, sejumlah biro perjalanan wisata terpaksa membatalkan paket wisata yang sudah dijual karena harga tiket pesawat mahal.

“Sudah ada yang terpaksa dibatalkan. Biasanya wisatawan sudah memesan jauh-jauh hari, tetapi pada saat akan berangkat harga tiket pesawat sangat mahal. Biaya yang sudah dibayarkan tidak menutup biaya tiket sehingga perjalanan terpaksa dibatalkan,” kata Udhi.

Oleh karena itu, lanjut dia, wisatawan yang datang ke Yogyakarta dan sekitarnya lebih banyak berasal dari daerah yang tidak terlalu jauh sehingga masih bisa dijangkau dengan moda transportasi darat seperti bus.

“Keberadaan jalan tol juga memudahkan wisatawan untuk datang. Waktu perjalanan menjadi lebih singkat. Tetapi, hal ini juga menimbulkan masalah baru yaitu kepadatan lalu lintas yang semakin meningkat. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah terkait ketersediaan parkir,” katanya.

Sedangkan selama bulan puasa atau low season, Udhi meminta pelaku usaha pariwisata untuk melakukan berbagai persiapan agar usaha pariwisata tetap menggeliat.

“Saat ini sudah banyak pengusaha hotel yang melakukan kampanye dan promosi paket Ramadhan dengan harga khusus untuk buka dan sahur. Ini bisa menarik wisatawan untuk datang,” katanya.

Baca juga: Garuda gandeng dua perusahaan Malaysia kerja sama wisata medis