Wapres: Venezuela hadapi upaya kudeta oleh sekelompok tentara
30 April 2019 22:16 WIB
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido, yang diakui banyak negara sebagai pemimpin sah, menyapa pendukungnya saat reli di Coro, Venezuela, Senin (15/4/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Miguel Gomez/djo/foc
Ankara, Turki (ANTARA) - Venezuela menghadapi sekelompok kecil personel militer "pengkhianat" yang berusaha melakukan kudeta, kata wakil presiden negeri itu pada Selasa.
Jorge Rodriguez mengatakan sekelompok tentara mengambil posisi di Jalan Altamira, yang berada di dekat pangkalan udara militer La Carlota, untuk memberontak melawan Undang-Undang Dasar dan kedamaian negeri tersebut.
"Kami menyeru rakyat agar tetap siaga tinggi, bersama dengan Angkatan Bersenjata Nasional Bolivaria, yang jaya, untuk mengalahkan upaya kudeta dan memelihara perdamaian," kata Rodriguez, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.
Pernyataan Rodriguez dikeluarkan setelah pemimpin oposisi Juan Guaido menyiarkan video yang berisi seruannya bagi pemberontakan bersama sekelompok tentara.
Diosdado Cabello, Kepala Majlis Konstituensi Nasional, juga menyeru rakyat dan militer agar berkumpul di sekeliling Istana Presiden guna mempertahankan Presiden Nicolas Maduro.
Sementara itu Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez mengatakan Angkatan Bersenjata Nasional Bolivaria akan terus mempertahankan Undang-Undang Dasar Nasional dan semua kesatuan militer melaporkan keadaan normal di pangkalan mereka.
Pada Selasa pagi, Guaido menyiarkan video yang berisi pertemuannya dengan satuan militer Angkatan Bersenjata Nasional dan menyerukan pemberontakan guna mengakhiri "perebutan kekuasaan" Maduro.
Ia menekankan bahwa itu adalah awal dari tahap akhir apa yang disebut Operasi Pembebasan bagi penggulingan Maduro.
"Angkatan Bersenjata Nasional telah membuat keputusan yang benar, mereka memiliki dukungan rakyat Venezuela," kata Guaido
Guaido juga mengeluarkan seruan terbuka kepada semua warga agar mendukung "pasukan demokratis" dan "memulihkan kebebasan di negeri itu..
Ketegangan di Venezuela meletus ketika Guaido, yang memimpin Majelis Nasional Venezuela, mengumumkan diri sebagai Penjabat Presiden pada 23 Januari, tindakan yang didukung oleh AS dan Banyak negara Eropa serta Amerika Latin.
Sumber: Anadolu Agency
Baca juga: Ancaman kudeta dan kekerasan hantui Venezuela
Baca juga: Maduro akan balas upaya kudeta lebih keras dibanding Turki
Jorge Rodriguez mengatakan sekelompok tentara mengambil posisi di Jalan Altamira, yang berada di dekat pangkalan udara militer La Carlota, untuk memberontak melawan Undang-Undang Dasar dan kedamaian negeri tersebut.
"Kami menyeru rakyat agar tetap siaga tinggi, bersama dengan Angkatan Bersenjata Nasional Bolivaria, yang jaya, untuk mengalahkan upaya kudeta dan memelihara perdamaian," kata Rodriguez, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.
Pernyataan Rodriguez dikeluarkan setelah pemimpin oposisi Juan Guaido menyiarkan video yang berisi seruannya bagi pemberontakan bersama sekelompok tentara.
Diosdado Cabello, Kepala Majlis Konstituensi Nasional, juga menyeru rakyat dan militer agar berkumpul di sekeliling Istana Presiden guna mempertahankan Presiden Nicolas Maduro.
Sementara itu Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez mengatakan Angkatan Bersenjata Nasional Bolivaria akan terus mempertahankan Undang-Undang Dasar Nasional dan semua kesatuan militer melaporkan keadaan normal di pangkalan mereka.
Pada Selasa pagi, Guaido menyiarkan video yang berisi pertemuannya dengan satuan militer Angkatan Bersenjata Nasional dan menyerukan pemberontakan guna mengakhiri "perebutan kekuasaan" Maduro.
Ia menekankan bahwa itu adalah awal dari tahap akhir apa yang disebut Operasi Pembebasan bagi penggulingan Maduro.
"Angkatan Bersenjata Nasional telah membuat keputusan yang benar, mereka memiliki dukungan rakyat Venezuela," kata Guaido
Guaido juga mengeluarkan seruan terbuka kepada semua warga agar mendukung "pasukan demokratis" dan "memulihkan kebebasan di negeri itu..
Ketegangan di Venezuela meletus ketika Guaido, yang memimpin Majelis Nasional Venezuela, mengumumkan diri sebagai Penjabat Presiden pada 23 Januari, tindakan yang didukung oleh AS dan Banyak negara Eropa serta Amerika Latin.
Sumber: Anadolu Agency
Baca juga: Ancaman kudeta dan kekerasan hantui Venezuela
Baca juga: Maduro akan balas upaya kudeta lebih keras dibanding Turki
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019
Tags: