Padang libatkan ulama dalam mengendalikan inflasi selama Ramadhan
30 April 2019 18:44 WIB
Wali Kota Padang Mahyeldi (kiri), Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar (Tengah), Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama (kanan) berbincang pada pertemuan ulama se-Kota Padang dalam rangka menyambut Ramadhan di Padang, Selasa (30/4) (Antara Sumbar/Humas)
Padang, (ANTARA) - Berbeda dengan kota lain, Padang, Sumatera Baratm, melibatkan ulama dalam pengendalian inflasi selama Ramadhan, melalui seruan dari hasil pertemuan ulama se-Kota Padang yang mengimbau kepada masyarakat agar lebih bijaksana dan menahan diri untuk mengonsumsi makanan dan berbelanja saat bulan puasa agar harga tetap bisa terkendali.
"Ramadhan merupakan bulan untuk menempa diri dalam mengendalikan syahwat, termasuk syahwat dalam mengonsumsi segala sesuatu," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat Gusrizal Gazahar di Padang, Sumatera Barat, Selasa.
Gusrizal menyampaikan saat Ramadhan disyariatkan bukan hanya sebatas menahan haus dan lapar, tapi menjalankan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri dengan kesederhanaan.
Ia menyampaikan keterlibatan ulama dalam pengendalian inflasi saat Ramadhan menjadi langkah maju dalam menyelesaikan persoalan keumatan.
"Ulama yang notabene dekat dengan umat juga bertanggung jawab dengan kemaslahatan umat," kata dia.
Sementara Kepala Perwakilan BI Sumatera Barat Wahyu Purnama mengatakan konsumsi bijak saat Ramadhan perlu dilakukan untuk mene kan angka inflasi."Ketika inflasi terjadi akan membebani masyarakat dan daya beli akan menurun," ujarnya.
Ia mengemukakan peran strategis ulama juga mengimbau masyarakat untuk mengatur konsumsi, belanja bijak, dan hidup sederhana sesuai syariat. Pihaknya juga melakukan operasi pasar bersama pemangku kepentingan lainnya untuk menekan angka inflasi dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Pada kesempatan itu Wali Kota Padang Mahyeldi mengapresiasi keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya pengendalian inflasi di Kota Padang.
"Daya beli masyarakat harus kuat, Pemkot Padang bersama pemangku kepentingan lainnya termasuk BI Perwakilan Sumbar telah melakukan pertemuan untuk membahas ketersediaan kebutuhan pokok selama Ramadhan," ujarnya.
Ia menambahkan berbagai upaya dan rencana untuk mengendalikan inflasi juga telah disiapkan sebaik mungkin oleh seluruh pemangku kepentingan di Padang.
Baca juga: BI: Inflasi April 0,35 persen dipicu harga bawang dan tiket pesawat
"Ramadhan merupakan bulan untuk menempa diri dalam mengendalikan syahwat, termasuk syahwat dalam mengonsumsi segala sesuatu," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat Gusrizal Gazahar di Padang, Sumatera Barat, Selasa.
Gusrizal menyampaikan saat Ramadhan disyariatkan bukan hanya sebatas menahan haus dan lapar, tapi menjalankan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri dengan kesederhanaan.
Ia menyampaikan keterlibatan ulama dalam pengendalian inflasi saat Ramadhan menjadi langkah maju dalam menyelesaikan persoalan keumatan.
"Ulama yang notabene dekat dengan umat juga bertanggung jawab dengan kemaslahatan umat," kata dia.
Sementara Kepala Perwakilan BI Sumatera Barat Wahyu Purnama mengatakan konsumsi bijak saat Ramadhan perlu dilakukan untuk mene kan angka inflasi."Ketika inflasi terjadi akan membebani masyarakat dan daya beli akan menurun," ujarnya.
Ia mengemukakan peran strategis ulama juga mengimbau masyarakat untuk mengatur konsumsi, belanja bijak, dan hidup sederhana sesuai syariat. Pihaknya juga melakukan operasi pasar bersama pemangku kepentingan lainnya untuk menekan angka inflasi dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Pada kesempatan itu Wali Kota Padang Mahyeldi mengapresiasi keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya pengendalian inflasi di Kota Padang.
"Daya beli masyarakat harus kuat, Pemkot Padang bersama pemangku kepentingan lainnya termasuk BI Perwakilan Sumbar telah melakukan pertemuan untuk membahas ketersediaan kebutuhan pokok selama Ramadhan," ujarnya.
Ia menambahkan berbagai upaya dan rencana untuk mengendalikan inflasi juga telah disiapkan sebaik mungkin oleh seluruh pemangku kepentingan di Padang.
Baca juga: BI: Inflasi April 0,35 persen dipicu harga bawang dan tiket pesawat
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: